Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Canggung

6 Maret 2015   09:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_371632" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi:celotehnona.files.wordpress.com"][/caption]-

pada malam yang begitu canggung. Rindu yang belum bangun. Sepi terus mengacung

Dari hujan yang turun tempias di daun jendela. Mengembun di kepala, di dada: terbelah

Pohon-pohon di luar jendela bernyanyi, menimang Sepi seperti bayi

Suaranya merdu, mendayu-dayu.
Sesekali saya ikuti bernyanyi
dengan lirih
takut. Sepi akan terbangun.

Saya kencangkan sedikit suara Saya. Rupanya, Sepi memang tertidur lelap sekali.

Sepertiga malam
Rindu, saya bangunkan.
"Sholat yuk," kata saya
Rindu diam. Tak berucap sepatah kata pun.
kurasa, Rindu, tidurnya tak mau diganggu.

Saya bangun, mengambil air wudhu. Menghadap kiblat.

Selesai sholat, saya temui, Rindu lagi. Namun ia sudah tidak ada
Pergi.
Entah kemana.

Saya lihat, Sepi yang tertidur lelap. Sangat lelap.
Saya selimuti, Sepi dengan sarung yang saya kenakan tadi.
Lalu tidur di samping, Sepi
kami tertidur sampai pagi

Bahkan ketika saya sadar, ada yang mengetuk pintu
Saya berpikir itu hanya, Mimpi.
Yang menjelma jadi, Rindu. Bukan, kamu....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun