Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dijemput Maut

27 Februari 2015   06:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424967004477561727

[caption id="attachment_370703" align="aligncenter" width="500" caption="desrianharleni.blogspot.com "][/caption]

Tentang kerinduan yang lalu-lalang dalam ingatan
keluyuran malam-malam
setengah telanjang.
Setengahnya lagi ingin bercumbu di bawah lampu remang-remang.

Dari kuku-kuku orang yang sudah mati, kunang-kunang datang menggandeng bulan.
Sedangkan Kerinduan, memeluk celana dalam.

Baginya, Kerinduan seperti sperma, yang tak bisa tersalurkan
ke dalam vagina

... akhirnya, malam memutuskan membagi asmaranya dari luar jendela.
Ada yang mengetuk,

"Silakan masuk," kata Lelaki itu sopan, setengah telanjang.

"Kau sudah siap?" tanya malaikat maut.

"Tentu saja. Saya sudah lama merindukannya."

tentang kerinduan yang lalu-lalang dalam ingatan
keluyuran malam-malam
setengah telanjang. Setengahnya lagi, ingin bercumbu di bawah lampu remang-remang.

Dari kuku-kuku orang yang sudah mati, kunang-kunang datang
bersama malaikat maut
; menjemput
Lelaki-kerinduan
ketika larut malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun