Mohon tunggu...
Andityas Asmoro Bangun
Andityas Asmoro Bangun Mohon Tunggu... -

Berdoa, berikhtiar, ikhlas dan asik aja gituu...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Diantara Salman dan Terry"

10 September 2010   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa yang tidak kenal dengan Salman Rushdie, beliau adalah seorang penulis terkenal yang pada masa kejayaannya menulis "Ayat-ayat Setan" hingga mengusik dunia Islam sampai-sampai Ayathollah Khomaini menghargai kepalanya dengan harga selangit karena pemudharatannya terhadap Al Qur'an. Kini juga muncul serupa seorang pastur dari Amrik yang mencoba mengekspos atau mencuri perhatian dunia Islam dengan menggelar acara membakar Al Qur'an yang sedianya akan dilangsungkan Sabtu sebagai sebuah peringatan akan peristiwa 11September, dimana WTC pada masa itu dihancurkan oleh sebuah pesawat bajakan hingga hancur berkeping-keping dan memakan banyak korban jiwa. Kedua orang tersebut apabila ditilik lebih jauh memiliki sebuah misi tersendiri berupa: 1. Pengaktualan Diri, dengan mengambil tema yang provokatif maka seluruh dunia mampu mendengarkan dan berpaling untuk mengetahui berita terkini dan mengambil bagian dari penolakan hingga penyetujuan, sehingga aktor tersebut menjadi terkenal dan setiap karya maupun ceramahnya menjadi naik peringkat alias lebih mahal dari sebelumnya. 2. Pemberitahuan Keberpihakan, Dengan memberitahu keberadaaannnya terhadap sebuah kubu maka dengan jelas mereka mengetahui bahwa siapa saja yang mendukung dan membelanya hingga mereka menyiapkan diri mereka untuk menjadi martir yang siap untuk diumpankan. 3. Ketidakberdayaan Hukum, tak ada satu hukumpun yang mampu menjangkaunya baik dari segi kenegaraan ataupun dari jangkauan dunia Islam, mungkin karena merasa dirinya terlindungi dengan baik oleh negaranya ataupun karena memang untuk membuktikan kebiadaban bangsa Islam? 4. Kebebasan Berpendapat, sebuah arti kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa memperdulikan hak orang lain bukanlah sebuah esensi dari kebebasan yang sebenarnya namun bagaikan menertawakan kejelekan dari seseorang hingga seluruh tubuh orang yang dihina berdarah dan menjadi bangkai. Kebebasan berpendapat atau demokrasipun tetap mengedepankan keutuhan dalam kebulatan tekad akan suara terbanyak. 5. Kesombongan, akan suatu ras, pola pikir, hasil karya mainstream dari negara adidaya yang sangat melindungi rakyatnya dengan hingga melupakan kebenaran hakiki dari sebab akibat akan menjadi sebuah bumerang yang membahayakan hubungan Islam-Kristen yang memang sudah rapuh hingga yang terlihat adalah pembenaran dari feodalisme yang berlebihan. Apapun yang menjadi sumber inspirasi dari kartun Nabi Muhammad hingga ayat-ayat setan sebaiknya merupakan intropeksi yang mendalam bagi umat Islam untuk lebih maju dalam bersikap dan mencoba untuk menetapkan keberadaannya dengan tujuan yang lebih besar, tanpa terpengaruh oleh hal-hal yang hanya mencoba mencari publikasi sesaat. Karena sesungguhnya kebenaran tetaplah kebenaran apapun bentuknya dan bagaimana cara mendapatkannya, tak ada satu halpun yang mampu menyembunyikannya dan menutupinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun