Universitas merupakan sarana pendidikan tertinggi tentunya memiliki beragam fasilitas pendukung, yang mampu menunjang produktivitas dari mahasiswa dalam mengenyam pendidikannya. Ada kamar mandi, perpustakaan, ruang diskusi, dan taman-taman yang membuat kita nyaman untuk belajar. Namun, bagaimana kampus yang berada di Ibukota itu dapat membuat mahasiswanya nyaman belajar.
Contohnya Universitas Bakrie, kampus ini sudah menjadi universitas pendatang baru yang diyakini mampu bersaing dengan beberapa universitas ternama lainnya di Indonesia. Universitas ini terkenal akan beasiswanya yang 100% dan para tenaga mengajarnya yang cakap. Universitas yang baru berdiri tahun 2006 ini telah berkembang menjadi universitas yang disegani. Banyak lulusannya yang sukses di dunia kerja, mungkin karena relasi antara perusahaan dengan kampusnya yang kuat. Setiap tahunnya Universitas Bakrie memberikan beasiswa kepada mahasiswanya, baik di bidang akademik, maupun olahraga (terutama basket).
Hal ini memang patut diberi apresiasi, karena secara tidak langsung Universitas Bakrie telah membantu putra-putri bangsa mendapat kesempatan mengenyam pendidikan sarjana. Mengingat, pendidikan setingkat sarjana saat ini sangatlah mahal.
Namun dibalik itu semua masih belum cukup kampus ini dikatakan layak. Mengingat kampus ini masih dalam tahap perkembangan. Ada rencana Universitas Bakrie akan pindah ke Bogor, dengan segala fasilitas yang dapat menunjang produktivitas dari mahasiswanya sendiri. Namun hal ini masih belum terealisasikan, karena katanya masih dalam tahap pembangunan.
Sementara ini, Universitas Bakrie masih menyewa gedung dengan Plaza Festival. Kampus ini berada ditengah-tengah mall. Kita menjadi lebih mudah kemana-mana karena adanya mall, bukan semata karena fasilitas yang diberikan oleh kampus. “Enak sih, tapi jadinya kayak konsumtif gitu, soalnya kita jadi sering belanja,”jelas Navia (Mahasiswa Universitas Bakrie 2011)
Kampus ini terlihat seperti serba minimalis, mau kemana-mana gampang. Namun, dunia ini terlihat sempit, karena ruang yang terbatas. “kalau fasilitas dengan harga yang diberikan gini sih timbal balik ke mahasiswanya kurang, contohnyta UPH, disana biaya kuliah hampir sama range-nya berkisar 17-20 juta per semester, tapi mereka memberi fasilitas yang lebih,” ujar Fauzan (Mahasiswa Universitas Bakrie 2011)
Bayangkan saja mahasiswa sarjana dari semester awal disini banyak yang kuliah hingga malam, karena saking sedikitnya kelas yang ada di kampus ini. Belum lagi terdapat pengurangan fasilitas oleh kampus. Seperti pemadaman listrik Student Lounge Luar, yang merupakan salah satu sarana dari sedikitnya sarana belajar yang ada dikampus ini. “Katanya sih alasanya karena sring digunakan oleh orang yang tidak bertangung jawab, harusnya solusinya listrik itu boleh dinyalakan dari jam 8 Pagi hingga jam 10 malam, karena jam segitu mahasiswa sedang ramai di Student Lounge Luar, jangan dimatikan total, kita juga kesulitan,” Fauzan menambahkan.
Masalah ini harus cepat di selesaikan oleh pihak kampus sendiri. Jangan terus membawa masalah ini jadi berlarut-larut. Kampus harus memberikan fasilitas penunjang belajar mahasiswa. Kita semua berharap, kampus dapat memberikan sesuatu yang memang seharusnya diberikan kepada mahasiswanya. Semoga kelak masalah ini cepet selesai, keberadaan kampus di Bogor dapat segera di realisasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H