Mohon tunggu...
Andito Agung
Andito Agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Anganku

24 November 2017   09:12 Diperbarui: 24 November 2017   09:26 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Menikah itu nasib mencintai itu takdir, kau dapat berencana menikah dengan siapa tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa" Sujiwo Tejo. Begitu pula yang kualami, aku dapat merencanakan untuk dekat dengan siapa saja, tetapi tak dapat ku rencanakan cintaku untuk siapa, janganlah pergi untuk dicari, jangan pula berlari untuk di kejar, karena berjuang tak sebercanda itu. Jangan pula kau benci kepadaku ini yang memiliki rasa terhadapmu karna aku pun tak sanggup untuk menahannya, biarlah waktu yang akan menjawab semua ini dengan segala kisah yang akan mengiringi kepergianku apabila memang nasib berkata lain. 

Mencari cinta itu baik, tetapi jauh akan lebih baik jika kau memberi cinta. Kau berikan satu penghormatan kepadaku, akan kubalas dengan seribu penghormatan kepadamu, kau berikan satu kasih sayang untukku, akan kubalas dengan seribu kasih sayang untukmu. Namun, apabila kau berikan satu pengkhianatan untukku, takkan kubalas penghianatan tersebut, karena cinta sejati tidak pernah berjalan mulus. Biarlah pengalaman yang akan memberikan pelajaran paling berharga untuk dirimu. 

Pernah ada ungkapan, "lelaki akan bahagia dengan wanita manapun selama ia tidak mencintainya", Aneh? Coba pahami kembali, seseorang yang benar-benar mengasihi kekasihnya akan merasa sakit apabila dikecewakan, seorang yang tak pernah sakit merupakan tanda bahwa dia hanya mencari kesenangan dalam hubungan mereka. 

Penciptamu saja tak akan suka jika kamu sedih dan patah hati, lalu apa aku ini pantas untuk menyakiti seorang gadis yang dikasihi oleh penciptanya sedangkan aku juga merupakan ciptaan-Nya, usaha yang besar akan selalu kulakukan agar tak sampai jatuh air matamu ke tanah karena diriku, takkan kubiarkan diamnya kau itu merupakan kesedihanmu, dan takkan kubiarkan manis senyummu itu tak dapat kulihat lagi. 

Untuk kesekian kalinya aku meminta kepadamu, janganlah berpikiran aneh terhadapku karena setiap orang mempunyai pemikiran yang aneh. Aku hanya dapat berusaha dengan cara yang wajar dan layak untuk dapat mewujudkan isi hatiku itu. Jangan pula kau takut kepadaku karena aku akan sangat mengerti bagaimanapun keadaannya dan satu prinsip bagiku akau tak akan pernah memaksa. Hanya berilah satu dua patah kalimat yang dapat menjelaskan itu semua, agar ku tak salah arah. 

Cerita singkat ini selesai kutulis pada 06/06/2017. Aku tak tahu kisah ini akan berakhir seperti apa, ini hanyalah kisah yang terjadi saat ini dan muncul dalam benakku saat aku menulisnya. Apabila engkau berpikir untuk apa aku melakukan ini semua? Aku tak dapat menjawabnya, karena yang menggerakan hati ini ialah sang pencipta. 

Terimakasih atas waktu yang kau berikan untuk membaca kisah singkat ini. J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun