"Sertakan saya dalam berbuat kebaikan. Jangan libatkan saya dalam kejahatan."
Itu ialah nasihat dari Master Cheng Yen, pemimpin Buddha Tzu Chi.
Selayaknyalah kita selaku umat manusia senantiasa mempraktekkan nasihat itu. Baik dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, di kantor, di sekitar rumah, di organisasi, Â maupun dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Apabila terjadi pertengkaran antara dua orang kawan kita, maka kita tak boleh memihak kawan yang terbukti bersalah, meskipun dia itu kawan akrab.
Jika ada saudaramu, adikmu, bersengketa dengan orang lain, dan terbukti adikmu yg bersalah, maka kau tak boleh memihaknya.
Begitupun dalam hal berbangsa dan bernegara. Apabila saat pemilu, terjadi perebutan  kekuasaan, dengan memakai cara-cara yang keji, melanggar etika atau hukum, maka kau jangan memihak kelompok yang melakukan kejahatan itu.
Apabila ada pejabat atau pemimpin negara yang dalam bekerja membangun negeri dengan cara-cara yang jahat, melanggar etika dan hukum, korupsi atau pungli misalnya, Â maka, kita jangan memihak dan terlibat.
Apabila ada kawanmu yang seagama dan seiman denganmu berkelahi dengan orang lain, dan terbukti yang bersalah itu adalah kawanmu, maka, kau tak boleh memihak dan membela dia hanya karena kawanmu itu seiman dan seagama denganmu.
Jadi, kita harus cermati terlebih dahulu siapa yang baik dan benar, siapa yang salah dan jahat.Tidak boleh begitu saja membela dan memihak pada seseorang atau sekelompok orang. Bahkan jangan sampai ikut terlibat dalam perbuatan jahat seseorang atau sekelompok orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H