Mohon tunggu...
Iga Andita
Iga Andita Mohon Tunggu... -

a place for me to having fun with my opinions and responses

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

PDKT Sama Bapak Ahok, Pake Motif Diskusi Transportasi

7 Februari 2015   04:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:40 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Surat Untuk Gubernur DKI, Bapak Basuki Tjahja Purnama

Perkenalkan Pak, nama saya Iga Andita Lestari, dulunya mahasiswa biasa saja, sebentar lagi saya akan bekerja di salah satu perusahaan banking BUMN. Ada kejadian menarik ketika masa seleksi yang membuat saya akhirnya menulis surat buat Bapak. Yaitu saya diberi tantangan untuk ngajak Bapak ngobrol dalam surat ini, oleh salah seorang petinggi kantor saya itu.

Pertama, saya mensyukuri akhirnya ada seseorang yang menantang saya untuk menulis surat ini, karena kalau tidak ditantang, mungkin seumur hidup saya tidak akan bisa merealisasikan keilmuan saya dulu selama kuliah sebagai Sarjana Teknik Planologi, alias Perencana Wilayah dan Kota, karena in the end, saya nyasar ke Banking. Hehehe.

Okedeh Pak, jadi, dari apa yang saya pelajari lewat media televisi dan media cetak, saya bisa mengatakan, saya cukup nge-fans sama Bapak dan pembawaan Bapak yang kayak mahasiswa, alias, idealis tapi ‘semau gue’ hahaha. Pembawaan Bapak yang easy to approach membuat saya jadi, yaaa berani deh PDKT ke Bapak lewat surat ini. Tapi saya gak mau beneran lama-lama muji bapak, nanti disangka PDKT beneran hehehe.

Jadi awalnya saya curhat dong Pak, sebagai rakyat jelata yang tinggal dari Depok ke Jakarta, males naik mobil karena sekali naik mobil, saya bisa ngeluarin ongkos mahal (buat mahasiswa) dan berujung pada omelan ortu karena bensin mahal banget, akhirnya saya memilih naik CL, Commuter Line. Dan ternyata, Commuter Line itu keren banget!!! Berhubung saya 4 tahun di Bandung, balik-balik Jakarta nemu teknologi canggih, bengong juga, apalagi pas lihat karcis nya, saya jadi teringat negara-negara tetangga kayak Singapore, Hongkong, dan Korea hehehe.

Masalahnya, ternyata bukan ada pada CL saja pak…

Masalahnya adalah pada saat saya keluar dari stasiun kereta, atau stasiun Busway, ini yang jadi masalah. Kemacetan pak. Hehehe.

Saya tau, bapak pasti eneg banget ngedenger orang-orang atau anak muda seumur saya ngomongin macet dan sok profesional abis. Hehehe. Pun saya akan begitu pak, gak ada bedanya, karena jangankan saya pak, dari hasil Tugas Akhir saya, yang menganalisa persepsi anak-anak usia 6 sampai 12 tahun mengenai Kota yang layak bagi anak, ternyata permasalahan utama yang anak-anak rasakan di daerah perkotaan adalah kemacetan. Secara psikologis kemacetan itu bisa menimbulkan stress karena kemacetan adalah salah satu bentuk Over Stimulation. Intinya adalah sesuatu yang bertubi-tubi diterima sampai over banget, bisa menyebabkan stress.

Yang menarik adalah, kemacetan itu adalah bentuk dari mobilitas, dan mobilitas itu sebenarnya baik, karena indikasi dari adanya aktivitas, salah satunya aktivitas ekonomi. Tapi ketika volume pergerakan itu lebih dari kapasitas jalan, ya jadinya macet dong, karena tumplek semua orang ke Jalan. Ini yang bikin bete orang-orang, karena kalo dihitung-hitung rugi nya banyak banget dari macet, ya duit, ya kerugian sosial juga.

Tapi sebelumnya, Bapak pasti lebih mengerti bahwa ini semua disebabkan oleh tadi itu, kendaraan pribadi yang numplek ke jalan, dan saya bersyukur Bapak sudah merealisasikan projek MRT di Jakarta yang menurut ilmu Planologi saya yang gak ada apa-apanya ini, itu adalah solusi yang tepat. Tapi lagi-lagi, keluar dari stasiun MRT nya itu, kita nemuin kemacetan lagi.

Kenapa? Orang-orang pasti tau, itu semua karena sarana transportasi umum yang mengantarkan kita dari stasiun ke depan pintu kantor atau rumah, kurang efektif. Apa tuh? Angkot.

Bagi saya pribadi, angkot itu kurang efektif karena angkot bukan transportasi masal, dan harganya juga mahal. Disamping itu angkot kebanyakan dikuasai oleh pihak swasta, sehingga supir-supirnya cenderung Target Oriented, karena mereka harus bayar setoran ke pemilik mobil, itu yang membuat supir-supir angkot semena-mena nge-time di tengah jalan, karena dia harus kejar setoran banyak, dan akhirnya menutupi jalan. Begitu juga dengan metro mini atau Kopaja.

Kalau gitu, sebaiknya bagaimana?

Sebaiknya sih kalau lihat negara-negara tetangga, bisa pakai alternatif kendaraan lain yang lebih efektif, seperti Bus Kota yang besar banget itu dan frekuensi nya 5 menit sekali atau sepeda sewa, bahkan jalan kaki, tapi supaya nyaman berjalan kaki, yaa pedestrian way nya harus bagus dulu dong yaa, hehehe.

Namun yang paling penting dan perlu disadari (sebenernya sih udah disadari Pak Jokowi waktu itu), adalah integrated transportation system with residential area. Nah ini yang susah….

Yaa sarana transportasi itu kan tulang punggung pergerakan. Pemerintah yang supply dong yaa Pak? Kalo gak nanti di supply pihak swasta, jadi nya macet nih kayak sekarang. Tapiiii, perencanaannya harus sejalan dengan perencanaan permukiman. Itu yang saya belum lihat di Jakarta. Stasiun itu masih sangat jauh dengan permukiman sehingga keluar stasiun masih banyak angkot, metro mini, ojeg, dan bajaj, semua itu adalah sarana transportasi yang kurang efektif. Jadi solusinya pembangunan stasiun itu harus terintegrasi dengan permukiman pak, sebenernya bukan permukiman sih, tapi Land Use nya, bisa perkantoran, bisa zona pendidikan, bisa zona shopping-shopping alias Komersil, bisa zona pariwisata.

Kalau gitu transportasi harus sejalan dong yaa sama land use?

Kalau kata Dosen saya sih pak, itu adalah dua mata koin hahahah berat emang pak kata-kata beliau. Kalau gitu dari segi penataan ruangnya harus dibenahi dong yaa pak? Kayaknya sih begitu kan yaa pak? Agar mengurangi kebutuhan kendaraan umum yang tidak efektif. Paling jauh orang berjalan sebaiknya 1 Km saja dari stasiun, atau paling tidak bisa ditempuh dengan naik sepeda.

Tapi, di Jakarta, penyediaan permukiman tidak semuanya oleh pemerintah, sehingga output penataan ruang seringkali diabaikan, Developer bisa seenaknya aja ngutak-atik Penataan ruang, sesuai sama dimana tanah yang mereka miliki (hehehe maap yaa developer). Sebabnya ya itu tadi, jauh dari stasiun, orang-orang jadi menggunakan kendaraan pribadi lagi. Terus solusinya apa?

Park and Ride.

Nah Park and Ride ini menurut saya bisa dilakukan untuk stasiun-stasiun ujung banget pak, misalnya daerah Bekasi, atau Bogor. Kalau daerah Jakarta, penataan ruangnya harus terintegrasi dengan transportasi banget. Tapi, alangkah lebih baiknya kalau Kota Depok, Bekasi, dan Bogor, atau Kota satelit Jakarta juga mengalami keindahan (terintegrasinya transport dan land use) kan yaa pak? Nah gimana deh tuh caranya?

Ini adalah tujuan saya kirim surat ke Bapak, karena menurut saya, perlu ada kerjasama yang terjalin antar pemerintah kota-kota tersebut dengan Bapak, selaku King of Jakarta. Ini dipelrukan leadership yang kuat, dimana bapak udah punya banget hehehe, dan komitmen antar pemimpin tersebut. Sehingga kami masyarakat Kota Satelit  turut merasakan transportasi yang terintegrasi.

Nah mungkin itu saja sih paak, motif PDKT saya kali ini, mungkin nanti saya PDKT lagi sama Bapak, motifnya lain lagi dong paaak, nanti hubungan jadi flat aja, eh bosyen deh.

Nah untuk temen-temen sesama orang yang ber commuter, saya ada sedikit pesan. Integrated Transport itu dibangun perlahan, oleh pemerintah sebagai enabler, dan kita masyarakat sebagai komunitas ternyata bisa berpartisipasi looh. Misalnya dengan mengurangi pola hidup yang selfish, yakni apa-apa sendiri, bawa mobil sendiri, motor sendiri, coba deh pake yang masal, bisa dapet kenalan, bisa dapet pacar juga hehehe. Kalau stasiun nya jauh dari rumah? Yaaa kalo gak jauh-jauh amat, coba pake sepeda deh, itung-itung sehat hehehe. Kalo udah dandan pake heels buat ke kantor? Yaa pake park and ride deeh cincay. Hehehe.

Yaudah segitu aja yaaah, mungkin ini normatif banget sih…. Tapi sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat kan? Semoga ada sedikit manfaatnya yaaa. Buat Bapak Ahok, Bales surat aku yaa pak :p hehehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun