Susu merupakan barang wajib yang harus ada di rumah kami,baik yang langsung bisa di minum macam susu UHT (Ultra High Temperature)atau yang mesti di olah dulu macam susu bubuk dan susu kental manis.Anak-anak bisa ngambek,kalau mereka tidak menemukan barang ini.Maklum,susu adalah menu wajib sarapan pagi mereka.Isteri pun begitu,kalau tidak ada barang ini, dia bisa uring-uringan.Bisa-bisa kalau malam tidur di punggungi.Karena susu juga merupakan bahan utama yang di perlukan ketika membuat kue,hobi yang sangat di gemarinya.
Bagi saya rasanya di zaman sekarang ini, hidup tidak lengkap tanpa susu.Mungkin serupa Valentine daytanpa coklat. Terlepas dari pendapat Prof Dr Hiromi Shinya,dalam buku best seller The Miracle of Enzyme yang menyatakan bahwa minum susu kurang baik untuk kesehatan usus,susu tetap tidak kehilangan pesonanya untuk selalu di cari dan di butuhkan.Apalagi di negara kita,semenjak Sekolah Dasar,benak siswa sudah di doktrin dengan slogan” 4 Sehat 5 Sempurna”.Di mana susu adalah penyempurna dari makanan sehat yang di anjurkan untuk di konsumsi.
Pertumbuhan volume konsumsi susu pun ,di Indonesia selalu growth setiap tahun,terutama di lima tahun terakhir.Tentu ini sebuah informasi yang menggembirakan,baik dari sisi penikmat dan peminum susu yang mendapatkan asupan gizi dan protein, maupun dari sisi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional lewat meningkatnya belanja susu di masyarakat.
Tetapi sebetulnya apa yang saya rasakan dan saya lihat mengenai susu,tidak sepenuhnya valid.Saya hanya merasakan dan melihat dari keluarga besar di tambah dengan keluarga kerabat dan kolega-kolega saya saja.Mungkin karena kami tinggal di kota besar dengan background pendidikan yang baik,serta secara finansial kami tergolong masyarakat kelas menengah ke atas.Karena kalau melihat statistik, nilai pasar dan tingkat konsumsi susu di Indonesia masih rendah.
Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa,nilai pasar dan tingkat konsumsi susu di Indonesia termasuk salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara.Berdasarkan data Nielsen RUU Data tahun 2014, tingkat konsumsi susu di Indonesia per kapita per tahun adalah 12 liter,masih di bawah Malaysia yang mencapai 39 liter,Vietnam 20 liter,dan Thailand 17 liter.
Dan jika di bandingkan dengan negara maju,bedanya lebih jomplang lagi.Amerika Serikat konsumsi susunya sudah mencapai 117 liter per kapita per tahun,atau Irlandia yang merupakan negara pengonsumsi susu tertinggi di dunia yang mencapai 174 liter per kapita per tahun.Rataan konsumsi susu penduduk negara kita adalah 250 mili liter per kepala atau setara dengan satu gelas per orang per minggu.
Ada berbagai hal yang menyebabkan tingkat konsumsi susu di Indonesia rendah.Mulai dari rendahnya produksi dan keterbatasan distribusi susu, karena infrastruktur yang belum merata. Sampai dengan tingkat daya beli masyarakat dan masih mahalnya harga susu di pasaran.
Saat ini kontribusi terbesar konsumsi susu di Indonesia,di sumbangkan oleh susu bubuk dan susu kental manis.Di tengarai kedua jenis susu ini di minati karena mempunyai masa kadaluarsa yang lebih panjang dan harga yang relatif terjangkau.Namun dari data Kemenperin,persentase pertumbuhan kedua jenis susu tersebut yang 4,5% per tahun di kalahkan oleh persentase pertumbuhan susu UHT yang mencapai 15,7% per tahun.
UHT adalah jenis susu yang proses produksinya dengan memanaskan susu selama 2-4 detik di suhu 135⁰C sampai 150⁰C dan segera di dinginkan di suhu 4⁰C.Waktu pemanasan singkat dan dengan suhu yang tinggi, di maksudkan untuk tidak merusak nilai gizi susu tetapi tetap bisa membunuh kuman yang di kandung susu.Di banding susu kental manis atau susu bubuk yang proses produksinya bisa mengurangi kandungan gizi dan protein susu,jenis susu UHT lebih baik.
Salah satu produsen susu yang memproduksi susu UHT adalah PT Indolakto dengan merk Indomilk.Di awal tahun 2017 ini Indomilk meluncurkan varian baru, susu cair UHT 250 ml plain.Dengan isi yang lebih pas karena setara dengan ukuran satu gelas dan dengan harga yang terjangkau karena tidak lebih dari Rp.5000,-/pcs,harga yang menurut survey Nielsen adalah harga maksimal yang cocok dengan daya beli masyarakat Indonesia.
***