Mohon tunggu...
Andi Sumantri
Andi Sumantri Mohon Tunggu... Freelancer - I do what I did

I'm just human being.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembangunan tempat ibadah yang dimanipulasi aparat

14 September 2010   00:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan bermaksud memperkeruh suasana atas penusukan seorang pendeta belakangan ini.

Teringat dengan beberapa cerita beberapa tahun lalu, diawali dengan adanya lokasi ataupun sebuah lahan kosong dibeberapa tempat. Masyarakat setempat suatu ketika didatangi oleh aparat kelurahan maupun aparat kecamatan bersama pemilik lahan untuk dimintai persetujuannya dan tanda tangan atas akan dibangunnya lokasi gedung serba guna ataupun aula dilahan kosong tersebut.

Masyarakatpun kemudian membubuhkan tandatangan atas peretujuan penbangunan gedung tersebut. Dengan harapan gedung tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat sekitarnya.

Tapi apa lacur, beberapa tahun kemudian lokasi lahan tersebut justru dibangun sebuah tempat ibadah,  yang nota bene masyarakat sekitar itu bukan penganut dan pemeluk keyakinan atas tempat ibadah tersebut, tidak sesuai dengan rencana awalnya.

Ini terjadi dibeberapa tempat

Masyarakat marah, tapi ada daya aparat sangat berkuasa saat itu.

Jadilah tempat ibadah tersebut, dengan beberapa intrik intrik atas kekesalan masyarakat pada para aparat yang telah memanipulasi kesepakatan awal.

Belakangan ini masyarakat semakin kritis dengan sebuah ijin atau persetujuan untuk mendirikan bangunan yang kelak akan dibangun tempat ibadah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun