Mohon tunggu...
Andi Rafli
Andi Rafli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurnalistik

Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Senioritas di Kampus: Udah Gede Kok Masih Main Tentara-Tentaraan

5 Januari 2023   16:01 Diperbarui: 5 Januari 2023   16:02 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu contoh kekerasan di lingkungan organisasi kampus adalah dengan cara menggunakan kekerasan untuk memperlihatkan jarak antara senior dan junior di dalam lingkup organisasi. Biasanya pelaku menggunakan otoritasnya untuk mempertahankan kekuasaan yang mereka miliki. Hal ini berlanjut karena telah berjalan secara turun-temurun dan dianggap sebagai tradisi, sehingga mereka berpikir bahwa hal ini merupakan hal yang biasa untuk dilakukan. 

Terdapat relasi antara kekerasan dan kekuasaan dalam kekerasan dalam lingkup organisasi di kampus. Di mana, senior atau orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan kepercayaan dan mengubah perilaku orang lain. 

Di samping budaya senioritas demi memperlihatkan jarak kekuasaan, terdapat juga budaya kekerasan verbal dalam organisasi-organisasi rusak seperti ini. Hal seperti ini bisa juga disebut dengan pendidikan dengan gaya bank, di mana pendidik menganggap yang lainnya sebagai orang tanpa pengetahuan, dan harus diisi dengan nilai-nilai yang sama seperti pendahulunya tanpa adanya diskusi dari kedua belah pihak.

Salah satu alasan mengapa mahasiswa senior melakukan kekerasan verbal kepada mahasiswa junior adalah melatih mental, jiwa solidaritas, dan kepemimpinan. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa senior karena mereka berpikir bahwa kekerasan verbal yang mereka berikan kepada juniornya akan memantik mental mereka supaya menjadi lebih kuat dan membiasakan diri mereka dengan kekerasan verbal lainnya. Di sisi lain, suasana yang terbentuk dari kekerasan verbal yang dilakukan oleh mahasiswa senior, akan membuat mahasiswa junior saling merangkul sehingga tercipta rasa solidaritas, setidaknya itu yang mereka pikirkan.

Kekerasan verbal di lingkungan organisasi kampus juga dapat terjadi karena tekanan dari alumni. Di mana, biasanya alumni ingin tetap mempertahankan budaya yang telah ada semenjak dahulu. Adanya senioritas di lingkungan kampus juga membuat minimnya perubahan mengenai tradisi kekerasan ini. Orang-orang yang memiliki keinginan untuk mengubah tradisi menjadi tidak bisa karena mereka akan dianggap sebagai pengkhianat tradisi dan tidak menjalankan nilai-nilai yang sudah ada semenjak dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun