Mohon tunggu...
Andi Solaiman
Andi Solaiman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Gunakan Isu Agama di Pilwakot Semarang 2024

19 September 2024   11:23 Diperbarui: 19 September 2024   11:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JELANG Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024, isu politik semakin memanas. Salah satu isu yang sangat rentan untuk dimainkan adalah isu agama. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat salah satu calon wali kota, Agustina Wilujeng, merupakan seorang pemeluk agama Katolik yang aktif di paroki St Maria Fatima. Sebagai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mantan anggota Komisi X DPR RI, Agustina menjadi sorotan dalam konteks ini.

Kekhawatiran mulai muncul di kalangan pendukung Agustina Wilujeng terkait potensi penggunaan isu agama oleh lawan politik untuk menggerus suara pasangan Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin. Dalam konteks politik yang semakin kompetitif, tak jarang isu-isu sensitif seperti agama dijadikan alat untuk meraih suara, meskipun itu dapat berpotensi memecah belah masyarakat.

Kota Semarang selama ini dikenal sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang masyarakatnya hidup rukun dan harmonis. Keberagaman suku, agama, dan ras di kota ini telah menciptakan sebuah komunitas yang saling menghargai dan menghormati perbedaan. Namun, dengan adanya potensi penggunaan isu agama dalam konteastasi Pilwakot Semarang, ada kekhawatiran bahwa kondisi harmonis ini bisa terganggu.

Menggunakan isu agama dalam politik tidak hanya berisiko merusak persatuan, tetapi juga dapat menciptakan ketegangan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Isu ini bisa memicu permusuhan dan mengganggu kerukunan yang telah terjalin lama. Masyarakat Semarang, yang telah terbiasa hidup dalam suasana saling menghormati, tentu tidak ingin melihat hal ini berubah akibat permainan politik yang tidak etis.

Oleh karena itu, sangat penting bagi semua pihak, terutama para calon dan pendukungnya, untuk menjaga etika politik dan tidak membawa isu agama ke dalam arena Pilwakot Semarang 2024. Semua calon harus fokus pada program dan visi mereka untuk kota ini, serta berusaha untuk saling menghormati satu sama lain, tanpa terjebak dalam polemik yang bisa merusak tatanan sosial.

Penting untuk diingat bahwa Pilwakot Semarang bukan hanya tentang memenangkan suara, tetapi juga tentang menjaga keharmonisan masyarakat. Masyarakat Semarang seharusnya memiliki hak untuk memilih calon pemimpin yang mereka percayai tanpa terpengaruh oleh isu-isu yang bisa memecah belah. Mari kita jaga Kota Semarang sebagai contoh bagi daerah lain, di mana keberagaman dijadikan kekuatan dan persatuan menjadi prioritas.

Semoga para calon dan pendukungnya dapat mengingat pentingnya menjaga kedamaian dan persatuan di tengah keberagaman yang ada, serta menjadikan Pilwakot Semarang 2024 sebagai momentum untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama dan seluruh elemen masyarakat.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun