Diakui atau tidak, teror dunia saat ini adalah Covid-19. Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para pemimpin negara negara untuk gerak cepat menolong keselamatan rakyatnya.
Virus ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru manusia. Wabah virus ini telah memaksa bumi untuk beristirahat.Â
Bagi umat manusia, virus Covid-19 menjadi hal yang cukup meresahkan dan menyiksa, namun bagi alam hal itu adalah sebaliknya. Polusi dunia berkurang drastis, lalu lintas sampah merosot tajam dan bahkan beberapa kanal air yang biasanya kotor menjadi bersih.Â
Apakah ini bentuk dari cara Bumi menyembuhkan diri dari virus yang namanya manusia?
Jauh ditempat lain, ada sebagian manusia yang kebahagiaannya tidak terganggu dengan wabah ini. Di jantung pedalaman hutan Amazon, masih terdapat ratusan suku asli yang belum berhasil terjamah sama sekali dari dunia luar. Mereka terisolasi didalam hutan dan bertahan hidup dengan mengandalkan alam.Â
Mereka menjalani hidup yang terputus sama sekali dari dunia luar. Dalam konsep pemahaman secara harfiah bahwa suku terasing merupakan komunitas suku yang tinggal di pedalaman yang memiliki segalah keterbatasan.Mereka tidak merasakan panik, cemas, takut dan khawatir seperti sebagian besar manusia menghadapi wabah Covid-19 yang semakin merajalela.
Sekarang covid-19 telah merabah hampir ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Indonesia menjadikan virus corona sebagai bencana nasional.Â
Sampai saat ini belum ada berita Covid-19 memakan korban dari suku-suku terasing ini. Entah karena mereka benar-benar tertutup dari dunia luar, atau memang tidak ada data yang mengungkapnya.
Meskipun demikian, Pandemi virus ini  tidak hanya menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal di kawasan modern. Masih ada sebagian kecil suku terasing yang merasakan dampak Covid-19.Â