Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hutan Kemasyarakatan Kalibiru, Riwayatmu Kini

2 April 2020   14:20 Diperbarui: 2 April 2020   14:25 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanpa naik rumah pohon-pun, dari sini juga dapat menikmati pesona keindahan dalam Perbukitan Menoreh Kulonprogo yang dipadukan dengan kemolekan waduk Sermo. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

Terbitnya keputusan tersebut menandai babak baru pengelolaan hutan berbasis masyarakat di Indonesia. Karena sejak itu usulan pengelolaan hutan oleh masyarakat dalam bentuk HKm semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri di Kalibiru berhasil menghijaukan kawasan hutan negara yang dulunya gundul telah menghijau.

Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri di Kalibiru berhasil menghijaukan kawasan hutan negara yang dulunya gundul telah menghijau.Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri di Kalibiru berhasil menghijaukan kawasan hutan negara yang dulunya gundul telah menghijau.Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Dampak yang dirasakan masyarakat setelah adanya HKm Kalibiru ini adalah ketersediaan air dari Anak Sungai Ngrancah mengalir sepanjang tahun, yang sebelumnya seringkali kekeringan. 

Hal ini diiringi dengan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan, salah satunya adalah menanam pepohonan. Masyarakat bertransformasi dari masyarakat berbasis ekonomi konvensional lahan menjadi masyarakat produktif yaitu jasa ekosistem yang sangat sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan. 

Fenomena sosial lainnya yang menarik adalah beberapa rumah tangga yang semula mencari penghidupan di luar Kalibiru mulai kembali dan ingin ikut mendapatkan berkah ekonomi wisata Kalibiru, yang kini juga disebut sebagai desa wisata.

Fenomena sosial lainnya yang menarik adalah beberapa rumah tangga yang semula mencari penghidupan di luar Kalibiru mulai kembali dan ingin ikut mendapatkan berkah ekonomi wisata Kalibiru, yang kini juga disebut sebagai desa wisata.Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Fenomena sosial lainnya yang menarik adalah beberapa rumah tangga yang semula mencari penghidupan di luar Kalibiru mulai kembali dan ingin ikut mendapatkan berkah ekonomi wisata Kalibiru, yang kini juga disebut sebagai desa wisata.Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Perhutanan sosial yang dijalankan di Kalibiru tidak saja mengubah wajah bukit gundul hutan negara menjadi hijau kembali. Namun juga mengubah paradigma hubungan antara masyarakat dan hutan, termasuk di kalangan anak mudanya. 

Paradigma hubungan antara masyarakat dan hutan terjadi secara menyeluruh, termasuk di kalangan anak muda desa yang sebelumnya bekerja di luar desa, bahkan menjadi TKI di luar negeri.  

Dampak ekonomi sebenarnya baru dirasakan sejak tahun 2010, dengan bertambahnya jumlah pengunjung. Dengan dijadikannya desa wisata, masyarakat di dusun maupun sekitar Kalibiru mulai membuat usaha dengan menyewakan tempat tinggal (homestay) bagi para pengunjung yang ingin bermalam yang berdampak menambah pendapatan masyarakat. Kalibiru bisa menjadi 'magnet' ekonomi kreatif di tingkat desa dan dusun-dusun terpencil pinggir hutan.

Tanpa naik rumah pohon-pun, dari sini juga dapat menikmati pesona keindahan dalam Perbukitan Menoreh Kulonprogo yang dipadukan dengan kemolekan waduk Sermo. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Tanpa naik rumah pohon-pun, dari sini juga dapat menikmati pesona keindahan dalam Perbukitan Menoreh Kulonprogo yang dipadukan dengan kemolekan waduk Sermo. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Objek Wisata Alam Kalibiru (pengelola HKm Mandiri) mampu menghasilkan pendapatan kurang lebih Rp 5 milyar pada tahun 2016. 

Pendapatan tersebut dikelola oleh pihak manajemen (pengelola wisata) yang kemudian disalurkan kepada kelompok HKm (Komunitas Lingkar, Petani, Perintis, Operasional HKm dan Pengembangan Wilayah), atau dapat dikatakan bahwa sudah ada manajemen pembagian hasil/pendapatan, termasuk gaji pokok pegawai. 

Kini, yang menjadi pekerjaan terberat adalah meningkatkan kualitas pelayanan agar orang tetap berminat datang ke Kalibiru. Hal ini karena ada ratusan orang yang harus digaji. Jika pemasukan perbulan kurang dari Rp300 juta, maka sulit bagi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun