Sejak kemunculan virus corona, banyak sekali artikel yang membahasnya. Meskipun demikian, kita harus jeli membaca, karena  ada kemungkinan info yang kita baca tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Membaca berbanding dengan kecerdasan, karena aktivitas membaca akan merangsang otak dalam memproses setiap input. Ketika membaca sebuah tulisan, ada 2 hal yang menjadikan aktivitas membaca itu bermanfaat bagi manusia, yaitu nalar atau logika dan juga tabayyun (cross check) dari literatur lain.
Nah budaya membaca dari banyak literatur ini masih lemah di negara kita. Finlandia menduduki peringkat pertama dunia dengan tingkat literasi paling tinggi berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) Tahun 2016. Sementara itu, Â Indonesia hanya berada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei. Sebuah PR besar!
Kembali ke masalah virus corona, sejak munculnya wabah ini telah beredar pesan berantai melalui whatsapp bahwa virus ini diklaim akan mati bila terkena panas seperti mandi air belerang panas, atau juga saat berjemur di bawah sinar matahari.
Belakangan, banyak orang menyakini dengan melakukan terapi berendam di air panas mengandung belerang, bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan membunuh virus corona karena kondisi suhu panasnya yang stabil.
Tanpa litaratur membaca yang cukup, banyak yang langsung menyimpulkan bahwa inilah obat paling manjur melawan corona, sesederhana itukah? Fakta yang ada adalah belum ada penelitian soal suhu udara, khususnya panas  dapat membunuh virus corona.
Meski begitu, diyakini virus corona memang akan mati bila dipanasi pada suhu 56 derajat celsius selama 30 menit. Manusia berada pada suhu itu juga tanpa resiko. Sebagian besar dokter menyarankan suhu air ideal untuk kesehatan di bawah 110 derajat Fahrenheit (sekitar 43 derajat Celsius).
Sejal Shah, seorang dermatologist di New York City, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kalau air terlalu panas, bisa merusak kesehatan kulit. Oleh karena itu, sangat spekulatif kalau dikatakan temperatur akan mengurangi potensi terinfeksi corona.
Kemudian China Daily juga membantah sinar matahari dapat mematikan virus corona. Hal ini logis mengingat radiasi matahari tak bisa mencapai 56 derajat Celsius sehingga virus corona tak dapat dibunuh sinar matahari.
![Belerang, dipercaya dapat membunuh virus corona oleh sebagian masyarakat melalui mandi dengan air panas. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/27/dsc-0365-jpg-5e7d9d7dd541df2d040a0e43.jpg?t=o&v=770)
Fakta yang ada adalah klaim tersebut bisa dipastikan tidak benar alias hoaks. Hal ini disampaikan oleh Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, SpPD. Â Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus corona.