Di Indonesia, konsep ketahanan air didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana air secara permanen dapat terus dimanfaatkan untuk kebutuhan nasional menjadikan isu konservasi air tidak hanya dilihat dari aspek green water namun juga blue water seperti air permukaan dan air tanah (Pambudi, 2019). Sementara itu, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu atau Integrated Water Resources Management (IWRM) memiliki makna yang mengacu pada The Global Water Partnership (GWP, 2000), yaitu: "proses yang mendorong terciptanya pengembangan dan pengelolaan sumber daya air, lahan, dan sumber daya lainnya yang terkait sehingga upaya optimalisasi keuntungan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dicapai secara berkeadilan tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem".
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya air terpadu adalah pengelolaan sumber daya yang berbasis pendekatan ekosistem, mencakup: 1) pendekatan dengan unit pengelolaan DAS, 2) perhatian tertuju pada keterkaitan hulu-hilir DAS, air permukaan dan air tanah, dan kuantitas dan kualitas air, 3) keterkaitan antara air, sumber daya alam lain dan lingkungan hidup (LH), 4) keterkaitan sosial-ekonomi dan LH, dan 5) keterlibatan pemangku kepentingan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan dan evaluasi guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Secara singkat, pengelolaan sumber daya air terpadu adalah konsep pengelolaan sumber daya air yang dilakukan secara efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan. Keberlanjutan pengelolaan sumber daya air tersebut ditentukan tidak hanya dari sisi pengelolaan pasokan air (water supply) yang menekankan pada pembangunan infrastruktur fisik, melainkan juga dari aspek pengelolaan kebutuhan air (water demand) yang menekankan pada pendekatan regulasi.
Hasil Konferensi Dublin tentang Air dan Pertemuan Tingkat Tinggi Rio de Janeiro tentang Pembangunan Berkelanjutan, keduanya diselenggarakan pada tahun 1992, menyatakan bahwa kerangka kerja IWRM dirancang untuk perbaikan pengelolaan sumber daya air yang didasarkan pada empat prinsip sebagai berikut. Â Pertama, sumber daya air bersifat terbatas, rentan dan sebagai penopang kehidupan (manusia dan alam); kedua, pengelolaan dan pengembangan sumber daya air harus didasarkan pada pendekatan partisipatif yang melibatkan pengguna air, perencana, dan pengambil keputusan pada semua tingkatan; ketiga perempuan memainkan peran penting dalam penyediaan, pengelolaan, dan penyelamatan/konservasi sumber daya air; dan keempat air memiliki nilai ekonomi dan seharusnya dipandang sebagai sumber daya ekonomi (ICWE, 1992).
Konsep IWRM menekankan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan sumber daya air. Khusus untuk kebutuhan sumber daya air, adalah keseimbangan antara kebutuhan air untuk kehidupan manusia (umumnya dalam bentuk blue water) dan kebutuhan air untuk ekosistem (green water) (Falkenmark dan Rockstrom, 2004). Untuk pasokan sumber daya air, dicapai melalui upaya-upaya pengembangan sumber daya air, terutama melalui peningkatan cadangan sumber daya air dan penurunan pemanfaatan sumber daya air (efisiensi pemanfaatan air). Penurunan pemanfaatan sumber daya air dapat dilakukan dengan cara perubahan perilaku konsumsi sumber daya air yang lebih efisien dan melakukan terobosan inovasi teknologi pemanfaatan sumber daya air, misalnya sistem irigasi atau industri hemat air. Sementara itu, terkait peningkatan cadangan sumber daya air dilakukan dengan cara konservasi dan perlindungan sumber daya air melalui upaya vegetatif dan non-vegetatif/structural.Â
Upaya pengelolaan peningkatan cadangan (sumber daya) air yang dilakukan dengan berbagai cara secara terpadu ini dikenal sebagai pengelolaan konservasi sumber daya air terpadu (IWCM). Upaya tersebut mencakup berbagai keilmuan, melibatkan berbagai sektor dan wilayah pengelolaan (utamanya DAS) serta berbagai tingkatan kelembagaan pemerintah (pusat dan daerah).Argumentasi lain yang menekankan pentingnya pendekatan pengelolaan DAS dalam pengelolaan konservasi sumber daya air terpadu (IWCM) karena sumber daya air  merupakan satu kesatuan dengan sumber daya lain dalam suatu ekosistem (APO, 2003).Â
Pengelolaan DAS berkaitan erat dengan pendekatan  ekosistem dan regulasi hidrologi. Regulasi hidrologi merupakan layanan ekosistem yang penting, dan mudah dipengaruhi oleh gangguan manusia (Pambudi, 2019). Dari sisi terminologi, pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan (PP 37/2012).
Senada dengan itu, bahwa rasionalitas penggunaan DAS sebagai unit pengelolaan konservasi sumber daya air terpadu ini merupakan refleksi atau perwujudan pentingnya pendekatan komprehensif yang menempatkan sumber daya air sebagai variabel utama seperti tercermin dalam kalimat berikut: The rationale for "the watershed as the management unit" reflected a conviction that a "comprehensive approach" was essential, with water being the principal variable or starting-point (Mitchel et al., 2014).Â
Dengan demikian, upaya konservasi sumber daya air terpadu merupakan upaya yang bersifat komprehensif dan kompleks sehingga mempersyaratkan keterpaduan program/kegiatan dan kelembagaan dalam implementasi konservasi sumber daya air terpadu.Dari perspektif ekosistem, pendekatan pengelolaan DAS terpadu juga merupakan pendekatan perencanaan yang logis untuk pengelolaan (dan konservasi) sumber daya air terpadu karena keterkaitan biofisik hulu dan hilir suatu DAS dapat teridentifikasi melalui daur hidrologi (GWP, 2000; Calder, 2005; Gregersen et al, 2007). Dengan demikian, menjadi jelas bahwa program dan kegiatan pengelolaan DAS, salah satu aktivitasnya utamanya adalah upaya konservasi sumber daya air, meskipun aktivitas dan tujuan pengelolaan DAS tidak terbatas pada hal itu.
Sekecil apapun langkah yang kita lakukan untuk mengelola DAS secara lestari, berarti ikut menjaga alam. Mari bersama-sama menjaga kesehatan DAS kita untuk generasi mendatang.
"...When we heal the earth, we heal ourselves..." (bit.ly/2QBx2Yq)Â