MUTASI MENGATASI MASALAH ATAU MENUNTASKAN
RASA DENDAM
Masyarakat yang pada umumnya mulai menyesuaikan diri akan perkembangan zaman yang semakin maju. Mudahnya masyarakat mengakses suatu informasi-informasi terbaru dalam berbagai aspek kehidupan berdampak pula terhadap partisipasi dari masyarakat tersebut akan suatu permasalahan yang telah mereka baca ataupun dengar dari berbagai media. Kehidupan politik di era ini sangatlah menarik untuk diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu kalangan elit politik sampai pada kalangan masyarakat awam yang dalam perkembanganya masih melek akan politik.
Politik menjadi jalan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, moto tersebut menjadi pemacu bagi masyarakat-masyarakat yang ingin mendapatkan suatu hal yang telah mereka cita-citakan dengan jalan politik. Saya mengambil contoh dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, bagian timurnya NTB. Dalam setiap perayaan pesta masyarakat yang dikenal dengan pemilu, pilkada sampai kepada pilkades itu menjadi suatu hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada disekitar wilayah Kab Bima.
Pemilihan kepala daerah merupakan pesta yang mungkin di nanti-nanti oleh sebagian besar masyarakat tersebut, setiap lima tahun sekali terjadi pergantian pemimpin daerah Kabupaten Bima dan yang terakhir ini Kabupaten Bima dipimpin oleh Hj. Indah Damayanti Putri. Yang menarik dari pesta rakyat untuk memilih kepala daerah tersebut adalah antusias dari masyarakat saat pra pemilihan sampai pada pasca pemilihan. Pada masa pra pemilihan masyarakat dari semua kalangan mempunyai ritual khusus yah saya menyebutnya sebuah rritual yaitu membentuk timses (Tim Sukses) bagi setiap paslon. Timses tersebut bisa dari satu desa yang terbagi menjadi beberapa kelompok didalamnya dan diisi dengan orang-orang yang dari semua kalangan, mulai dari tukang ojek sampai pada tukang sewa ojek (Pegawai-Pegawai) dengan ditantai suatu symbol baliho dan Posko pemenangan.
Setiap timses pasti mempunyai visi dan misi masing-masing yang mungkin selaras dengan visi misi dari paslon atau mungkin berbeda dari visi misi paslon itu sendiri. Misalnya yang dari kalangan masyarakat awam sebut saja pembawa benhur, tukang ojek, para pedagan para petani mempunyai visi yang mungkin hanya sederhana yaitu untuk menjamin kesejahteraan hidup mereka masing-masinng. Dari petani mungkin lebih diperhatikan lagi pupuk dan pengelolaaan pengadaan bibitnya, dari pedagang mungkin hanya meminta dibuatkan tempat penjualan yang cukup nyaman untuk berjualan,, yah minimal tak becek dan bau lagi. Namun yang luput adalah mereka yang dari kalangan para pegawai negeri yang berpartisipasi dalam politik tersebut. Memreka yang tak nampak ini mempunya visi misi yang sangat berbeda dengan para masyarakat awam yang saya sebutkan sebelumnya. Para pegawai yang terjun aktif dalam perplitikan tersebut akan mendukung paslonya yang didukung dengan berbagai cara namun tak nampak dipermukaan,, maklum ada sedikit aturan yang melarang mereka.
Setiap timses tersebut berkewajiban untuk menjaga, mendulang dan mengumpulkan suara dari setiap paslon yang mereka dukung agar menjadi sang juara dalam pemilihan Kepala Daerah tersebut. Pasca pemilihan menjadi suatu babak bari bagi setiap timses untuk melihat nasib mereka masing-masing. Yaa,, dari kalangan masyarakat biasa seperti tukang ojek, pembawa benhur, pedagang dan petani tetap dengan pekerjaan mereka seperti biasa, mungkin yang timses dengan paslonnya yang menanglah sedikit berubah, berubah yang saya maksud yaitu mungkin lebih bahagia karena paslon mereka menang, yah sesuai namanya mereka sudah sukses sebagai tim sukses paslonya. Sedangakan yang paling menarik adalah dari kalangan para pegawai negeri yang terlibat dalam proses pemilihan tersebut. Meskipun diawal tadi saya mengatakan bahwa mereka tidak menampakan pergerakanya, namun ada pepatah yang selalu tepat untuk mereka “sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai pasti tercium juga baunya” seperti itulah pepatahnya. Dengan kata lain mereka yang dari kalangan pegawai negeri tersebut akan mulai disebut-sebut namanya oleh mereka yang menang dalam proses pemilihan dan yang kalah bersiaplah menanggung akibatnya.
Pegawai negeri yang saya maksud diatas sudah termaksud didalamnya para pejabat-pejabat pemerintah kabupaten dan juga guru-guru maupun kepala sekolahnya. Ada sedikit kasus menarik yang akan saya sampaikan pada para pembaca yaitu,
Ilustrasi Pegawai Stres Ingin Menggantung Diri
Kabupaten Bima, Kahaba.- kematian Mahlan H. Mansur. S.sos, yang ditemukan tergantung dipintu kamarnya didesa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima menuai tanda tanya. Dugaaan PNS berumur 48 tahun tersebut tewas akibat depresipun menguak dengan fakta kematianya yang tak berselang lama dari dimutasinya ia ke Kecamatan Tambora. Korban Mahlan berdasarkan informas yang diperoleh oleh Kahabamerupakan seorang PNS lingkup pemerintah Kabupaten Bima yang termasuk dalam sejumlah pegawai yang mendapatkan mutasi tempat kerja. Berdasarkan Sk mutasi tersebut , ia dipindahkan ke Kecamatan Tambora dan mengabdi ke kantor Kecamatan setempat. Karenanya, sejumlah pihak senter mengaitkan kematian Mahlan disebabkan karena depresi akibat mutasi ke kecamatan yang terjauh dari pusat Kabupaten Bima tersebut.
Itulah kasus yang menggambarkan apa yang saya maksud dengan akibat dari para pegawai yang terlibat dalam timses namun paslonya tidak mampu sukses, hehehe ya maksud saya tidak menang dalam proses pemilihan. Maka hukumanya yang menjadi ritual setelah dilantiknya paslon yang menang maka langkah yang ditunggu-tunggu yaitu proses pemindahan para pegawai negeri yang duduk di kantor pemerintahan, dikenal dengan kata mutasi.