"Ya bos" jawabnya pelan.
"Siapa yang menelpon?"
Telpon itu terus berdering. Chesi tahu yang menelpon itu siapa. Seseorang yang menunggunya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Di tengah malam seperti ini, ia terus menyelesaikan tugasnya di cafe. Sepertinya ia bergegas, sengaja dibiarkan handphone berdering agar bosnya memberi izin.
Tepat pukul 1 malam, ia baru saja tiba di ruang bandara. Ia langsung berpelukan seakan sudah lama saling merindu satu sama lain.Â
"Ust, di sini masih banyak orang" Tegus Chesi ke cewenya.Â
"Anak-anak kamu di mana, kita bisa nginap dulu di hotel?" Pinta Malea dengan nada gombal sembari mengelus paha Chesi di keramaian.Â
Orang-orang di sekitar lalu lalang. Sebagian menoleh, sebagian abai. Dipikirnya mereka adik kakak, meski warna kulit tampak berbeda demikian tanda-tanda fisik lain tak ada yang sama atau bisa disamakan satu lain, kecuali jenis kelamin.Â
"Anak-anakku aman untuk malam ini" jawab Chesi sembari memegang erat tangan Malea yang sedari tadi menempel di pahanya yang sedikit terbukaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI