My 2024 Story
Hari ini tepat 31 Desember 2024 dan tinggal menghitung jam lagi kita memasuki pergantian tahun 2025. Ada banyak hal telah kita lewati di tahun 2024 ini. Ada satu hal penting pula yang patut disyukuri yakni kita diberi kesempatan oleh pemilik waktu 2024 dan 2025 itu.
Perjalanan waktu kita bersama di tahun 2024 seperti drama, yah layaknya drama Korea. Lihat saja di drama-drama, penuh suka duka. Kadang di atas kadang di bawah. Kadang makan enak, kadang pula super irit. Kadang sakit, dan tidak semua hari-hari kita lalui begitu mulus seperti jalan tol.
Hal paling mengesankan adalah aktor dalam drama adalah diri kita. Kita adalah aktor utama yang diberi berbagai rintangan untuk kita lewati. Lihat saja aktor utama dalam film ataupun drama, dimana aktor atau tokoh utama akan diberikan beban lebih dibandingkan dengan tokoh lainnya.
Menjadi cerita tersendiri dalam diri kita atas perjalanan yang sudah di lewati. Kita berada di titik saat ini tidak lain karena perjalanan panjang itu. Sebuah perjalanan yang tidak mudah dan tidak dekat pula. Terkadang membuat kita terhenti sesaat untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Kadang berhenti lama kadang pula sesaat saja. Namun terpenting adalah semuanya itu adalah pelajaran berharga.
Hal lain yang bisa kita cerita adalah perencanaan kita di awal tahun lalu. Seperti apa pencapaiannya dari rencana-rencana, apakah sesuai dengan harapan? Banyak yang melenceng atau bahkan tidak ada sama sekali tercapai. Di akhir tahun ini sedianya menjadi refleksi bagi kita. Merenungi berbagai hal menimpa kita termasuk hal-hal tidak terencana atau hal kita rencanakan tapi belum tercapai. Itulah ada yang namanya tuhan, kita sebagai umat manusia hanya sebatas merencanakan dan tuhan menentukan.
Selama setahun kita sudah berjuang. Berbagai problematika sudah bersahabat dengan kita. . Beberapa tahun ke depan pun kita juga ingin tetap berjuang. Hidup memang harus diperjuangkan.
Di tahun 2024 ini, penulis menemukan hal paling bermakna meski sebagian pun dianggap sebuah kehilangan. Kebermaknaannya adalah penulis berhasil menyelesaikan studi, diberikan amanah, sembuh dari sakit. Namun sisi lainnya pula harus kehilangan momen bersama dengan anak-anak lantaran sering keluar pulau. Demikian sebuah momen penting yang tidak bisa saya lupa adalah penulis kehilangan sosok ibu menjelang akhir tahun. Kesemuanya itu merupakan sebuah pelajaran yang harus disyukuri sebab saat ini masih diberi kesempatan untuk berbuat baik dan berbenah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI