Saatnya Sekolah Harus Care dengan Kebersihan Toilet Sekolah
Kebersihan adalah bagian dari iman. Mungkin semua agama mengajarkan tentang kebersehihan. Tidak hanya pada agama islam, tetapi pastinya semua agama mengingankan adanya lingkungan bersih dan sehat. Siapa pun tentu akan bersuci sebelum beribadah. Toilet akan menjadi salah satu tempat untuk buang hajat lalu orang bersuci. Dari toiletlah akan tercermin kebersihan, sebab di sana kita membuang kotoran.
Lalu bagaimana dengan toilet sekolah yang konon sangat jorok. Hampir di setiap sekolah mana pun, pada level mana pun, kita sangat sulit menemukan toilet sekolah yang bersih, rapi dan wangi. Toilet sekolah alias toilet umum bagi siswa cenderung kotor. Dari data yang terhimpun oleh Dapodik Kemendikbud (kompas.id, 2016) digambarkan bahwa terdapat sekiatr 35 % toilet sekolah di Indonesia masih jauh dari taraf bersih dan terdapat kurang lebih 12 % sekolah di Indonesia belum memiliki toilet. Dan hanya sekitar 60-70an % toilet level sekolah dasar di Indonesia memiliki toliet terpisah antara laki-laki dengan perempuan. Â Sementara kebutuhan toilet per siswa kurang lebih 900-100 siswa per 1 toilet. Dapat dikatakan bahwa ketersediaan toilet di lingkungan sekolah masih minim dan bahkan yang ada pun masih jauh dari taraf bersih dan terawat.
Kita bisa jumpai bahwa anak-anak kita saja di rumah terkadang mereka bolak-balik ke toilet baik sekedar cuci tangan atau oun buang hajat per harinya. Terlebih di sekolah bahwa siswa-siswa sering kita jumpai mereka akan bolak-balik menuju toliet sekolahnya. Baik sekedar untuk kebutuhan tertentu terlebih sekedar iseng, rileksasi, atau menghindar dari keramaian tentu toilet adalah tempat satu-satunya. Di setiap pergantian kelas, siswa akan ke toilet untuk membuang hajat, membuang penat dan merapikan dirinya agar nantinya tampak fresh dan siap belajar kembali. Namun saat ini sangat jarang kita jumpai toilet sekolah yang representatif untuk kebutuhan siswa ang disebutkan tadi.
Jika merujuk kebutuhan siswa akan toilet maka sedianya setiap sekolah memiliki toilet yang representatif. Yang tidak hanya bagi sekolah ekslusif, sekolah swasta tetapi justru yoilet sekolah negeri pula harus memiliki toilet dengan sistem pelayanan baik, bersih dan rapi. Jika dibandingkan antara toilet sekolah swasta dengan negeri terkadang berbeda. Sebab toilet sekolah swasta terkadanh dikelola secara profesional dan bahkan menjadi bagian dari mareketing sekolah tersebut untuk menggaet siswa lebih banyak lagi. Di sisi lain justru toilet sekolah negeri terkadang diabaikan lantaran tidak ada pungutan untuk itu, pembayaran relatif murah bahkan gratis, sehingga untuk pengadaan toilet serta pemeliharaannya dibutuhkan proposal penganggaran ke pemerintah.
Sedikit berbeda dengan toilet guru yang terkesan eksklusif dan tampak terawat. Selain karena toilet khusus siswa menjadi tempat umum bagi siswa juga karena memang kurang perhatian pihak sekolah untuk urusan kebersihan toilet sekolah. Saya pernah berfikir bahwa kenapa tidak setiap toilet di lingkungan sekolah manapun itu dipihakketigakan alias diproyekkan bersama dengan perusahaan atau pekerja outsoursing. Â Pihak sekolah tinggal terima beres. Coba kita berkunjung ke hotel atau ke pusat perbelanjaan di mana WC atau toilet umumnya dikerjakan secara profesional termasuk layanan dan kebersihan terkontrol setiap saat. Lalu kenapa tidak demikian untuk pihak sekolah.Â
Mungkin menjadi PR bersama kita baik pihak sekolah, siswa, dan orang tua untuk senantiasa peduli dengan kebersihan toilet. Â di
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H