Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PAUD sebagai Bekal Awal Pendidikan si Kecil

27 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:03 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi PAUD, sumber; Diasporabulelengkab.go,id

Tahun baru 2025 sebentar lagi. Sudah banyak berseliweran informasi pendaftaran sekolah termasuk pendidikan anak usia dini atau PAUD. Sekolah PAUD tidak bisa dianggap remeh bagi orang tua. Bukan berarti pula menyerahkan sepenuhnya putri putrinya ke pihak sekolah di awal pertumbuhan atau masa keemasan. Namun ada beberapa fakta atas pentingnya membawa anak-anak kita untuk bersekolah di PAUD atau TK di usia 2 hingga 6 tahun.

Seiring kehadiran dan perkembangan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah memainkan peran penting terhadap pembentukan karakter anak-anak. Masa depan anak menjadi cita-cita bersama orang tua atau pihak keluarganya. PAUD akan memberikan pengalaman belajar yang positif sehingga menjadi fondasi awal atas pertumbuhan kognitif, sosial, emosional dan bahasa anak-anak.

Sebagaimana dikutip dari laman Didisdikpora.bulelengkab.go.id bahwa yang terpenting saat ini harus dilakukan oleh penyelenggara PAUD adalah penyediaan sarana belajar dan bermain. Dimana anak-anak didekatkan dirinya atas lingkungan pendidikan tetapi konsep tersebut dikemas dengan perpaduan permainan. Sebab usia anak-anak pra sekolah yang terpenting adalah pelayanan kebutuhan sembari mendeteksi dini seperti apa kemampuan anak-anak demikian sebaliknya seperti apa kekurangannya agar dapat dideteksi lebih awal.

"Bagaimanapun anak adalah aset bagi keluarga. Mereka akan jadi penerus keluarga, bangsa dan negara. Anak-anak bukan pewaris, anak-anak juga bukan dijadikan sebagai obyek, atau bahkan menjadi kelinci percobaan. Melainkan mereka hadir di dunia ini membawa karakter diri mereka sendiri. Mereka bukan generasi yang harus menanggung derita karena perbuatan orang tua mereka. Mereka akan menjadi generasi yang unggul untuk di kelas mereka dengan kompetensi tertentu yang dimilikinya. Orang tua pun sebaliknya tidak boleh menjadikan anak sebagai bagian dari permasalahan yang mereka hadapi. Orang tua hanya sebatas penerima emban amanah yang harus bertanggung jawab atas kehadiran anaknya melalui dirinya."

Kehadiran sekolah PAUD menjadi berarti bagi orang tua yang sadar akan kebutuhan penddikan. Banyak orang tua mencari sekolah yang tepat untuk kondisi anaknya. PAUD pun saat ini sangat beragam. Berbagai macam tawaran yang dihadirkan untuk pemenuhan pendidikan anak. Mulai dari PAUD/ TK negeri, PAUD/ TK di bawah naungan ormas, PAUD SLB, PAUD/ TK IT dengan konsep islami, PAUD dan Play Group dengan memfokuskan pada permainan, PAUD dengan konsep penitipan anak, PAUD dengan konsep sekolah alam, hingga PAUD Montessori. Keberagaman PAUD tersebut seperti menu makanan yang akan dipilih sesuai selera orang tua atau sesuai kondisi anak-anak.

Anak dengan kebutuhan khusus seperti speech delay, down syndrome dan sebagainya juga perlu mendapat perhatian para penyelenggara PAUD. Yakni dengan menghadirkan pakar, berlisensi, hingga program pelatihan anak sesuai kebutuhannya sebab ada masa keemasan anak ada masa pertumbuhan hingga perubahan kondisi yang akan dialami oleh anak tertentu yang kemungkinan hanya dapat dibentuk oleh sekolah PAUD.

Kehadiran PAUD akan sangat berarti bagi orang tua untuk menjadikan anaknya tumbuh dengan baik yang pada akhirnya akan sadar dan terbentuk oleh lingkungan PAUD. Ketergantungan anak akan menjadikannya nakal dan angkuh. Namun dengan beradaptasi dengan lingkungan yang baik akan menjadikannya pribadi yang baik puka. Sekolah harus adaptif atas perkembangan teknologi komunikasi. Sekolah harus menjadi rumah kedua yang nyaman bagi anak-anak PAUD, sebaliknya orang tua perlu mawas diri atas keberagaman sekolah. Mereka harus menyekolahkan anaknya sesuai kebutuhan dan kondisi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun