Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Paling Hujan

24 Desember 2024   21:09 Diperbarui: 24 Desember 2024   21:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hujan, sumber ilustrasi; jogjapolitan

Yang Paling Hujan 

Tuhan tidak akan menjatuhkan hujan sekali saja. Perlahan, per jam, per hari, per Desember, per Januari. 

Paling hujan, terjauh air berlalu. Yang paling langit dari lapis ke tujuh. Dengan cara hujan menyapa tanah hingga lapis ke tujuh. 

Tujuh bulan ke depan, air itu bisa bertahan hingga hujan kembali. Tujuh bulan lamanya merindukan air menetes hingga ke jendela yang tanpa pintu itu. 

Tujuh hari akan hujan dalam bulan ini.  Atas doa-doa orang yang paling bersuci. Di balas doa tujuh kali dari orang-orang ingin bersuci agar hujan berhenti sehari. 

Di sini kita pendosa, hanya menyaksi, tuhan bertitah kepada hujan. Mata kita lalu melihat hujan dalam diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun