Pernikahan adat Bugis sudah bukan lagi rahasia umum bahwa terbilang mahal dan mewah. Mungkin dalam adat suku lainnya pun demikian, tetapi di dalam adat Bugis sangat mengikat makna budaya sehingga pernikahan dianggap sakral. Dampaknya pula sebuah pasangan akan sulit untuk pisah begitu saja, kedua pihak keluarga akan menanggung malu seumur hidup. Perceraian dianggap aib dan akan menjadi buah bibir hingga tujuh turunan.
 "Buru buku-bukue te'buru pau-pau'e",  bermakna bahwa jika sebuah perkara di tanah Bugis yang kita langgar akan menjadi cerita bagi kita sepanjang hidup, meski kelak kita sudah mati (tulang belulang sudah hancur tetapi cerita kita tidak akan lapuk).
Sesuai kenyataan di masyarakat Bugis bahwa pernikahan dipadukan antara adat dan agama sehingga menjadi rangkaian upacara yang sakral, penuh tatakrama, dan saling menghargai satu sama lain. Baik di pihak mempelai perempuan, laki-laki, hingga tamu undangan. Tak salah jika uang pesta sedikit mahal dibandingkan dengan uang pesta dengan adat istiadat di suku lainnya.Â
Pengaturan pernikahan atau tata cara dalam pernikahan sudah menjadi tradisi dan turun temurun. Anak muda atau orang tua yang ingin menikahkan anaknya tentu sudah persiapkan jauh hari. Tradisi tersebut dianggap sebagai konsep siri, ada rasa maku yang tinggi jika tidak menjalankan tradisi. Demikian orang yang tuakan, pemimpin kampung atau orang adat akan menjadi penasehat dan penengah bilamana terjadi kesalahpahaman terkait adat istiadat tesebut. Sebab dikonsepsikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa siri e mitu ri onroang rilino (hanya rasa malu yang membuat kita bertahan hidup di dunia). Konsepsi siri tersebut di dalamnya siri kepada sang pencipta jika tidak menjalankan perintahnya, siri kepada pemerintah, siri atas budaya dan demikian dalam prinsip kehidupan sehari-hari.Â
Olehnya itu penyelenggaraan pernikahan tidak lain sebagai upaya penyatuan dua insan, dua keluarga berbeda, untuk menjalankan perintahnya dan untuk generasi yang baik. Rumah tangga sebagai buah hasil pernikahan akan dibina oleh kedua mempelai, tenasuk di dalamnya kedua keluarga besar akan selalu menuntun dan menjaganya agar tetap harmonis. Itu pula maksud dihadirkan puluhan hingga ratusan orang untuk datang memberikan doa restu termasuk menyaksikan bahwa si perempuan tersebut sudah memiliki suami sah dan tidak boleh diganggu oleh lelaki lain.Â
Itu pula sebabnya pernikahan di tanah Bugis dianggap mahal. Bukan hanya dari segi mahar, uang belanja, proses yang lama, hingga proses di awal sebelum pertunangan perlu diadakan yakni ma manu-manu atay semacam penelusuran silsilah dan riwayat calon mempelai agar bersih dari adanya pernikahan sebelumnya. Yang bersangkutan belum dimiliki oleh lelaki sebelumnya dah memiliki riwayat keluarga yang baik. Hal ini pula dimaksudkan untuk kebaikan generasi selanjutnya. Sebab apa yang akan dijalani saat ini terkadang itu merupakan hasil dari perbuatan di masa lalu. Atau hal-hal di masa lalu terkadang berdampak di masa sekarang. Itu pula sebelum kedua mempelai berangkat ke pernikahan di malam atau sehari sebelumnya diadakan malam mappacci atau malam pacar. Yakni malam pensucian diri agar betul-betul bersih dari segala hal di masa lalu termasuk hubungan pernikahan dengan orang sebelumnya jika pun ada.Â
Dalam malam pacar ini, diawali dengan barzanji, maulid Nabi, pengamatan Al-Qur'an, hingga proses mappacci. Proses mappacci sangat sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Di dalam prosesi tersebut terdapat beragam perlengkapan, bahan -bahan yang sarat dengan kebersihan hati dan kebersihan pikiran. Demikian proses maaf-maafan atau ridho dari orang tua mempelai, keluarga dekat, nasehat-nasehat dari ustadz hingga doa bersama.
Demikian prosesi awal pernikahan di kalangan masyarakat Bugis yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan perpaduan agama Islam demi menjalankan Sunnah Rasulullah serta untuk penerus generasi yang bermartabat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI