Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tren Pariwisata 2024; Dari Off Grid Travel ke Ecotourism

4 Januari 2024   15:32 Diperbarui: 4 Januari 2024   16:14 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prediksi tren pariwisata di tahun 2024 ini tentu tidak jauh berbeda dari tren pariwisata 2023 atau tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2023 terdapat beberapa tren pariwisata seperti culture immersion, wellness tourism, work from destination, off grid travel dan sebagainya. Demikian tren pariwisata pasca covid 19 yakni megedepankan aspek  quality dan aspek sustainability. 

Pariwisata tahun 2024 sepertinya lebi cenderung mengarah pada aspek ekowisata (ecotourism). Mengapa saya mengatakan demikian? Melihat perjalanan tren wisata dari tahun ke tahun mengalami berbagai parubahan disebabkan karena konteks sosial kemasyarakatan. Demikian paradigma kepariwisataan yang cenderung berbeda-beda. Aspek lain bahwa kecenderungan masyarakat untuk berwisata saat ini sudah bukan lagi untuk liburan, healing dan traveling semata.

Seperti munculnya tren pariwisata dengan konsep culture immersion yakni berwisata dengan konsep interaksi antara wisatawan dengan masyarakat. Konsep ini mulai berkembang sejak tahun 2022 atau dalam artian pasca covid 19. Konsep ini pula telah berkemang jauh sebelum adanya wabah covid 19. Seperti di Suku Baduy Bandung, dimana wisatawan datang berinteraksi di sana yang berlangsung beberapa jam, hari atau minggu. Wisatawan tidak hanya datang mengambil gambar tetapi turut terlibat dalam aktivitas masyarakat adat demikian halnya pada masyarakat Suku Kajang di Bulukumba dimana wisatawan terlibat dalam aktivitas kebudayaan masyarakat. Contoh lain yakni Tanah Toraja Sulawesi Selatan, terdapat  aktiivtas kebudayaan yang sengaja dinanti oleh wisatawan manca negara seperti Rambusolo atau upacara kematian yang berlangsung berhari-hari secara meriah. 

Demikian konsep wellness tourism yang mengacu pada aktivitas spiritual wisatawan. Misalnya berkunjung pada acara keagamaan di Bali yang sengaja dikunjungi oleh penganut Agama Hindu, penganut agama Kristen yang berkunjung ke Toraja baik di patung Yesus maupun di ritual keagamaan masyarakat, penganut agama Budha yang berkunjung ke Candi Borobudur, di tanah suci Mekkah, di Turki dan Sebagainya. Dalam kunjungan tersebut ada semacam aktivitas dan niat tersendiri yakni ingin melihat ketakjuban alam serta wisata religi. 

Berikutnya adalah  work from destination. Aktivitas pariwisata sejenis ini juga demikian muncul saat pandemi dan pasca pandemi yakni di masa tahun 2022-2023. Dalam kegiatan pariwisataan ini yakni wisatawan sengaja membawa peralatan kantor untuk berlibur, bekerja sambil berwisata. Hal tentu banyak dilakukan oleh orang kantoran dan juga orang proyek serta influecer. 

Terakhir yakni off grid travel, konsep ini lebih mengacu pada aktivitas wisata di alam bebas. Aktivitas wisata ini memerlukan fisik, mental dan biaya. Hal ini dikarenakan karena kita akan mengadakan traveling di alam bebas dalam waktu tertentu. Sehingga membutuhkan persediaan makanan, peralatan serta kesiapan fisik, sebab terkadang cuaca ekrem dan sebagainya. Meski terkesan ekstrem tetapi konsep wisata ini menjadi tren di 2023. Lalu apa yang tren di tahun 2024?

Sementara di tahun 2024 ini terdapat berbagai perubahan paradigma masyarakat serta penggiringan situasi ke hal-hal penyadaran. Penyadaran tersebut yakni berangkat dari edukasi di tempat wisata, baik yang dikelola pemerintah ataupun swasta selalu mengedepankan aspek kebersihan, kepedulian masyarakat serta pelibatan masyarakat dalam mendukung kepariwisataan tersebut.

Kegiatan wisata ekowisata ini yakni untuk memacu kesadaran masyarakat baik pengunjung maupun masyarakat daerah taman wisata. Kesadaran yang dimaksud tentu merujuk pada permendagri 1999 tentang eko wisata. Dalam penyadaran tersebut ada nilai edukasi yang dibangun oleh pengeolola wisata misalnya bagaimana mengenal satwa, alam dan melindunginya. 

Bahkan banyak pakar dalam bidang ilmu sosial seringkali mengajak penulis dan penelitian dengan menggunakan konsep tersebut. Salah satunya pakar ekologibahasa yakni Arran Stibbe yang telah menggalang bagi akademisi untuk mewujudkan konsep pariwisata berbasis ekologi. Demikian pemerintah pusat dan pengelola wisata secara holistik telah menggiring wisatawan dan masyarakat daerah taman wisata untuk memahami tempat wisata dan alam serta ekosistem yang melingkupinya. Sehingga di tahun 2024 ini tentu konsep ecotourism terus digalakkan untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun