Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makassar Kini Dijuluki Surga Bagi Pengungsi Rohingya dan Imigran Timur Tengah

30 Desember 2023   12:56 Diperbarui: 31 Desember 2023   07:34 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imigran Iran di Kota Makassar, sumber gambar; Tribun Timur

Makassar Kini Dijuluki Surga Bagi Pengungsi Rohingya dan Imigran Timur Tengah (Andi Samsu Rijal)

Sejak konflik antar etnis yang terjadi di Rakhine Myanmar 2012 menyebabkan kelompok etnis Rohingya harus tersingkir dari negaranya. Mereka mencari pengungsian hingga suaka di negara lain.  Kelompok yang bertikai tersebut yakni kelompok etnis Rakhine dan etnis Rohingya. Etnis Rohingya dianggap sebagai etnis imigran, jauh sebelum kemerdekaan Myanmar. Sehingga dari tahun ke tahun selalu mendapatkan perlakuan diskriminatif. 

Atas konflik tersebut, Indonesia pun menjadi salah satu tempat pelarian kelompok etnis Rohingya. Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah dan sosialis sehingga menjadi salah satu alternatif bagi warga etnis Rohingya dari tahun ke tahun. Di Indonesia pun sangat sulit mereka mendapatkan kebebasan layaknya kewarganegaraan tetap, tetapi paling tidak mereka bisa berteduh sementara.

Kelompok etnis Rohingya tersebar di seluruh kota di Indonesia, termasuk Kota Makassar. Bahkan ada beberapa kelompok rumah tangga yang sudah tinggal sejak 23 tahun silam. Ditambah lagi konflik di tahun 2012 baru-baru ini membuat pengungsi etnis Rohingya di Kota Makassar sedikit bertambah. Sehingga tak heran jika terkadang kita temukan beberapa kelompok orang tua dan pemuda yang sering berkeliaran di Kota Makassar seperti di pasar tradisional, modern, dan di kantor-kantor pemerintahan. Bahkan ada beberapa pula yang sudah resmi diterima sebagai kewarganegaraan Amerika akhir-akhir ini, sementara yang lain masih berjuang mencari suaka di negara tujuan. Sehingga beberapa di antaranya masih terus berjuang memperbaiki diri agar dapat diterima di negara tujuan atau di Indonesia sendiri. Dengan dalih itu pula sebagian di antaranya telah mempersunting warga kota Makassar.

Di akhir tahun 2014, Indonesia khususnya Kota Makassar telah kembali kedatangan kelompok Imigran ilegal dari beberapa negara asal Timur Tengah. Sama Halnya dengan kelompok etnis Rohingya tadi datang lewat jalur laut. Bahkan kelompok imigran sengaja berlabuh di beberapa pelabuhan kecil sebagai jalur nelayan seperti di Sinjai. Dengan dalih terdampar atau takut dibuang di tengah laut saat menuju Australia sehingga mereka mampir di pulau celebes ini. Jumlah kelompok imigran tersebut tidak sedikit bahkan mencapai angka jutaan. Sementara dari tahun ke tahun yang berhasil diterima oleh negara tujuan hanya puluhan orang. 

Dari situasi ini pula menambah kompleksitas di beberapa kota di Indonesia termasuk di Kota Makassar. Pihak pemerintah setempat pun akhirnya menyediakan tempat seperti shelter dan beberapa titik kumpul serta rumah detensi imigran (Rudenim). Mereka dikelompokkan berdasarkan umur, asal negara, bahkan berdasarkan kelompok keluarga.

Akibat keterbatasan gerak, keuangan, serta kebebasan lain dan kebijakan di negara tujuan sehingga kedua kelompok imigran ilegal dan pengungsi etnis Rohingya tersebut terus bertahan di Kota Makassar. Atas berbagai kebijakan pemerintah setempat yang memihak bagi mereka, sehingga seakan kelompok etnis Rohingya dan jutaan Imigran asal Timur Tengah tersebut merasa Kota Makassar layaknya surga sementara.  

Hal tersebut nampak beberapa di antaranya sudah berbaur, berbahasa dengan bahasa Melayu Makassar, memakan makanan tradisional di Kota Makassar hingga sudah sebagian mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan tersebut tentu masih freelance seperti beberapa dari kelompok etnis Rohingya bekerja sebagai penulis lepas di media nasional, mereka mendapatkan upah atas tulisan mereka. Bahkan isi tulisan tersebut tidak terlepas dari nasib, sejarah konflik serta resolusi yang ditawarkan. Demikian kelompok imigran tidak sedikit di antaranya berprofesi sebagai tenaga kerja lepas di beberapa sudut Kota Makassar demi menambah uang jajan anak dan istri mereka di Shelter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun