Sore tadi hujan menghampiri halaman depan rumahku, tempiasnya sempat ke jendela dan ke ruang tengah, kursi tamu pun sempat basah.Â
Aku tak mengira, hujan kedua di bulan November ini memberi kesejukan, tubuhku sedikit menggigil, binatang malam dan lampu kamar ikut cemburu
angin malam terus merayuku, beberapa sajak yang tersimpan di rak buku, begitu rapi tak berdebu, namun huruf-huruf dalam sajak itu, terjatuh, semakin sulit aku menemukan makna diksi yang basah di lantai putih itu.
aku semakin sulit menebak amanat sajak malam itu, cahaya lampu seakan bersatu, tak memberiku pantulan cahayanya, Â bayangan huruf tak berdiri tegak.
genangan air semakin, menuju ke arah kamar tidur tempat aku mencipta sajak baru, lampu kamar tidur sepertinya sepakat dengan rembulan malam untuk tidak memberi sedikit saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H