Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah Ujung Pandang Kini

5 November 2023   21:20 Diperbarui: 5 November 2023   21:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penulis 

Semilir angin mammiri, menuntun anak cucu daeng Ramang mengirup aroma laut, sudah lama pantai itu tertimbun, kini jadi kota baru, ibu kota orang-orang timur, selatan, dan utara.

Tak hanya dari mereka yang datang, banyak warna warni kulit mereka, dengan bau berbeda. 

Mereka datang berpose, mengeluarkan keringat atau sekedar mengeluarkan hasil keringat, setelah seminggu berkoloni, di sini mereka berpisah sekedar hanya untuk memilih warna dan bau.

Semilir angin mammiri, datang dari berbagai arah, hanya saja tak bisa mencipta ombak yang besar, agar ikan menari-nari di laut dan di bawah sampah orang-orang kota.

Ujung pantai pandang, yang dulu hingga di Selaya dan bentangan, tempat di mana para kompeni bermain jet ski sembari mengurung petani kita di lautan.

Kini wajah itu sudah terpoles, membuat mata terpesona, memandang yang indah entah dari arah mana. Wajah itu pula menenggelamkan sekelumit cerita nelayan sampan dari arah sungai Jeneberang dan dari pula Lae Lae. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun