Entah dari mana asalnya air terjun itu. Ia tak pernah berhenti mengalir, mengairi desa dan kota. Setiap harinya, orang desa meminum air dari air terjun dengan pipanisasi. Demikian orang kota meminum dan menggunakan air tersebut dalam berbagai kebutuhan rumah tangga. Tentu dengan PDAM. Olehnya itu setiap hari Minggu tiba, kalangan orang-orang kota berdatangan untuk melihat bagaimana air tersebut bisa terjun dan mengalir tanpa henti.
Tentu sebelum meminum atau menggunakan air tersebut, ada ritual tersendiri bagi mereka baik orang desa maupun orang kota. Orang desa dengan mensucikan sebagian tubuhnya sebelum menggunakan air sepenuhnya. Demikian jika ada sanak keluarga yang berbahagia maka dibawa ke mata air, tempat air terjun berasal.Â
"Selama anda hidup di area sini, air inilah yang akan menjaga kehidupanmu, jagalah pohon ini, hutan ini, dan baru gunung ini"
Sementara orang kota datang makan-makan lalu berendam di bawah air terjun itu. Mereka berpose lalu mencetak fotonya kemudian memajang foto mereka dengan latar air terjun.
"""
Cuaca di kota M akhir-akhir ini memang sedang kekeringan. Sudah tiga bulan air hujan tidak turun-turun. Entah menunggu doa siapa gerangan. Apakah doa orang-orang kota atau orang-orang desa. Atau bisa saja doa pohon-pohon yang sedang berkerja sepanjang hidupnya mencari mata air, lalu menyimpannya hingga memberi air kepada sungai, batu, hingga air terjun yang mungkin sebentar lagi tak berlumut.
Orang-orang desa di sekitar air terjun merasa terberkati. Mereka bisa bertani dan panen padi tiga kali setahun. Bagi di kampung Utara air terjun, mereka tak mendapatkan air terjun secara langsung. Mereka menunggu orang-orang pabrik mengairi perusahaan mereka di bawah tanah, lalu orang-orang desa akan membocor pipa tersebut meski sekecil lubang jarum. Â Mereka tak dapat secara langsung menikmati air terjun tersebut lantaran daerah mereka sedikit tinggi, berbeda dengan orang desa arah barat air terjun. Mereka akan dengan mudah menimba air yang lewat depan rumah mereka.Â
Bahkan terkadang mereka mandi dan nyuci di selokan arah kota tersebut.Â
Orang-orang di kota M, meminum air air terjun sepanjang masa, tanpa henti. Air tersebut memang mengalir selama nama itu masih melekat padanya. Bahkan di Ara air terjun, ada sungai abadi yang tak pernah kering.Â
Mungkin saja pohon di hutan karaengta terus menjaga mata air. Mungkin juga baru-baru, lumut-lumut, bersatu menjaga mata air itu demi orang-orang desa yang selama ini menjaga hutan tersebut.