Setiap hari minggu tiba, lapangan itu dikerumuni pemulung. Mereka tampaknya riang gembira. Tak perlu lagi mengais sampah di tong sampah, di got, di selokan , ataupun di jalan raya tempat para pengendara membuang sampah.Â
Mereka cukup duduk sepuluh hingga lima belas menit maka sampah-sampah botol plastik akan memadati rumput atau pohon-pohon tempat para pengunjung melempar botol layaknya melempar jumroh.Â
Tua muda, tak mengenal usia. Mereka tampak riang gembira selepas berolahraga langsung meneguk minuman lalu melemparnya botol-botol ke pohon-pohon di taman kota itu atau sekedar menaruhnya di rumput yang sedang mengering itu lantaran kemarau.Â
Setiap hari Minggu memang sudah menjadi kebiasaan orang-orang kota berkunjung ke taman hutan kota. Di sanalah pusat car free day dan pusat jajanan pasar. Para pengunjung memadati hutan kota itu sebagai tempat mengeluarkan keringat dan memasukkan segala minuman manis di dalam ususnya. Mereka mengitari kantor balai kota yang asri itu, pantai yang kini tak lagi berombak sembari memandangi wajah-wajah politisi dan ustadz di pohon-pohon. Jauh hari sebelum duduk di parlemen mereka sudah memaku pohon yang dianggap sebagai panggung gratis.
Tak hanya pengunjung yang bertujuan olahraga dan nyampah, tapi juga para penjual jajanan pagi. Lorong-lorong di sekitar balai kota seakan menjadi pasar tumpah atau sunmor (sebut .Sunday morning).
Dulu ada tempat sampah khusus untuk menyimpan sampah sementara para pengunjung. Tapi karena bau amis sehingga truk sampah kita itu dihilangkan. Jadinya dibuat peraturan setiap belanja jajanan semua sampah makanan, plastik dibawa pulang.Â
Bahkan himbauan di mana-mana, bersampingan dengan foto para politisi. Terpajang tulisan sangat besar sebagai tanda bahwa di sini di larang buang sampah. Di setiap sudut ada pengumuman untuk tidak memberi makan kucing atau semut di sekitar balai kita ini.Â
*
Hari Minggu ini cukup berbeda. Kota ini kedatangan tamu istimewa. Yah dari ibu kota istimewa Jakarta, sebutlah mereka capres sab cawapress 2024. Mereka mengkampanyekan diri mereka sebagai orang yang akan mengatasi berbagai permasalahan ekonomi, sosial, politik ,tentu juga lingkungan.Â
Entah lingkungan yang mana. Sejauh ini pula tak satupun orang yang berkampanye di kerumunan untuk sekedar berbasa-basi bahwa jangan buang sampah atau pun sisa makanan di sembarang tempat. Â