Pagi ini ia sedang berdandan, memisahkan debu kemarin dan embun semalam.
Kerikil yang berserakan di jalanan kini mencari kaki siapa yang tergincir olehnya.
Debu kemarau megguyur keringat rerumputan.
matahari pagi hingga sore hari meninggalkan dendam purba
sesekali condong ke utara dan selatan, silih berganti
menghungus keringat dedaunan dan kisah-kisah semalam
aku memilih sebiji kerikil disimpan dalam saku
lalu melambai hingga penghujan tiba,
lalu dadaku mengusap haru.
Pagi masih berdandan, sore mengemas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!