Kita adalah rencana yang tersusun di kalender, yang telah dilingkari dengan penuh warna-warni, tapi itu hanya kata benda yang tak berwujud, tak terhitung juga tak bergerak.
**Â
Andai saja semua hari dalam seminggu adalah kata sifat, sehingga pilihan hanya ada dua; bahagia atau sedih, baik atau buruk, lama atau singkat. Maka tak perlu kita berburuk sangka pada Senin yang kaku, pada Selasa yang bisu, Rabu seperti hari-hari yang lalu, atau Kamis dengan harapan tercipta kenangan manis dan seterusnya kita menunggu Minggu mewujudkan seperti tertera di kalender itu.
***Â
Bila nama-nama hari itu menjelma menjadi kata kerja beraturan, maka dunia kita hanya diwarnai target kerja kedepannya, dari kata kerja dibendakan menjadi upah kerja, sedang jalan dengan teman kerja atau bisa saja dikerjain.
****
Sebenarnya ada satu nama hari diawali huruf hidup namun banyak keliru lalu diganti dengan awalan huruf hidup menjadi Minggu, lalu Minggu demi Minggu kita biarkan berlalu, sementara kawanan hari hari lainnya tetap berdiri dengan huruf hidup di awal nama mereka, kini orang-orang tetap saja keliru dengan menjadikannya satu Minggu menjadi hari kerja penuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H