Malam ini aku berjalan menyusuri, kota dengan warna-warni, hanya sedikit yang berubah kecuali.Â
Ruang kota sudah ditumbuhi tiang-tiang listrik tanpa henti, membuat kita sangat mudah tersesat meski dengan kehati-hatian.Â
Bunga-bunga di pinggir jalan, banyak yang layu hingga daunnya berguguran lantaran tuannya banyak yang patah hati.
Memang aku ke kota malam ini bukan mencari bulan atau cahaya lampu jalan, sengaja senang menemui orang-orang yang patah hati.Â
Mereka senang diajak bicara apa saja, bahkan orang-orang itu banyak diam mendengar, seakan menerima nasehat, tidak peduli dengan siapa mereka tersesat.
Mereka juga pernah berpesta saat bahagia dulu, hanya saja lupa menyimpan rasa bahagia itu sedikit saja sebelum bertemu denganku di kota ini.Â
Aku senang berada di antara mereka, sebab dengan kejujuran bercerita tentang kisah lalunya.
Demikian kota dengan taman jadian, tak henti memberi ruang, kepada siapa saja yang sedang gelisah.Â
Malam mengasah, kota semakin gelisah tak pernah lelah, aku memilih jalan sunyi yang tak pernah mengajak langkah terhenti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H