Sikap tersebut tidak boleh ditiru begitu saja. Kelima adalah dalam menginterpretasi percakapan kita tidak hanya menerjemahkan begitu saja kata per kata, atau kalimat namun kita harus memahami konteks, budaya kedua belah pihak dalam jasa interpreter tersebut. Sebab posisi ini terkadang melahirkan peperangan. Â Selama perwira Eugene Choi bertugas di kedutaan AS dan juga kedutaan Jepang di Korea Selatan menunjukkan peran interpreter dari Bahasa Inggris ke Bahasa Korea dan juga Bahasa Jepang ke Bahasa Korea. Kesalahan dalam menginterpretasi dapat memicu perang. Posisi interpreter.
Amanat dalam unsur ekstrinsik bahwa negara Korea pernah mengalami keterpurukan atas penjajahan negara lain. Kedua adalah dalam peperangan dan perjuangan para pahlawan selalu ada musuh dalam selimut yang hanya mementingkan keselamatan pribadinya.Â
Dalam perjalanan para tokoh selalu ada keajaban, langkah demi langkah, peristiwa demi peristiwa sehingga selalu ada hikmah di balik semua kejadian. Termasuk perbudakan yang akhirnya terbungkam di akhir karena generasi para budak tersebut ternyata kembali menjadi orang besar atas nama negara lain bukan atas nama negara Korea. Sebab dikenal ada budaya bahwa bangsawan wajib menikah dengan bangsawan, negarawan pun dengan sesama negarawan. Sementara tokoh utama dan termasuk pendekar Samurai keduanya lahir dan terusir ke negara Amerika dan Jepang kemudian kembali ke Korea dengan nama lain dan negara lain sehingga ia bisa berhubungan dengan bangsawan Korea kembali tentu bukan atas nama kewarganegaraan Koreanya. Demikian tangan Tuhan bekerja dalam kisah serial tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H