Memahami Peran Moderator dalam Sebuah Seminar
Moderator adalah orang yang memimpin jalannya sebuah musyawarah atau forum seperti seminar, talk show, Focus Group Disscussion (FGD) atau workshop. Moderator dalam memimpin kegiatan tersebut dituntut untuk memandu agar forum atau sidang berlangsung dengan baik, penggunaan waktu yang efisien dan juga tidak terjadi miskomunikasi antara narasumber dengan audiens. Bahkan lebih dari itu ia bisa saja menjadi pengendali sebuah kegiatan resmi yang melibatkan banyak orang, sehingga terkadang menjadi sebuah permasalahan yang penuh dengan kompleksitas. Olehnya itu seorang moderator dapat dikatakan sebagai orang yang bijak, cerdas, tegas dan juga disiplin dalam menggunakan waktu.
Dalam KBBI disebutkan bahwa moderator merupakan orang yang bertindak sebagai penengah serta ia juga merupakan pemimpin sidang. Dilansir dari laman Media Indonesia.com bahwa peran moderator adalah memperkenalkan pemateri dengan topiknya masing-masing serta mengantar pertanyaan pemantik sebagai pembuka diskusi agar audiens lebih antusias, lalu kemudian ia mengiringi jalannya diskusi dengan topik yang dibahas. Dalam keberlangsungan diskusi atau seminar, moderator dapat saja menyela apabila pembicara keluar dari pembahasan atau out of the box atau misalnya terlalu lama menggunakan waktu sementara waktu lainnya diperuntukkan untuk pembicara selanjutnya dan untuk sesi diskusi.
Dalam memimpin jalannnya diskusi, moderator bisa saja menciptakan topik baru jika dianggap perlu untuk kondusivitas forum. Â Namun topik baru tersebut tentu berkaitan dengan topik utama yang dibahas pembicara. Dalam situasi ini moderator menjalankan perannya sebagai pengendali forum. Moderator bisa saja menghentikan forum atau bahkan melanjutkan forum sesuai kondisi forum.
Melhat dari peran moderator maka ia harus memiliki kecakapan dan persiapan sebelum menjalankan perannya. Ketika ia memandu diskusi atau presentasi ia harus tampil percaya diri. Namun tampil percaya diri harus dengan persiapan yang baik, kemampuan kebahasaan, dan kemampuan soft skill lainnya. Sehingga dengan persiapan yang baik maka ia bisa mengimbangi alur diskusi, dan juga suasana forum yang hidup dan tertib.Â
Selain persiapan dan kemampuan soft skill tadi, moderator juga tidak kalah pentingnya menyiapkan persiapan teknis lainnya misalnya; buku catatan, pengingat waktu, mikrofon (mik), kursi, meja, proyektor (jika dibutuhkan), pencahayaan ruangan, air minum/ cemilan, positioning forum antara pembicara dan audiens, pendingan ruangan, dan penampilan diri berupa kostum agar tidak menjadi pusat perhatian jika penampilannya acak-acakan.
Persiapan teknis lain sebelum hari H bisa kita lakukan dengan tips berikut ini; tidur lebih awal, rileksasi di pagi hari, mengecek persiapan diri dengan membaca dan cek list, koordinasi dengan penyelenggara atau jika perlu minta izin untuk koordinasi dengan narasumber, hadir tepat waktu, tidak terlalu kekenyangan, tidak banyak minum agar tidak selalu buang air kecil, menyiapkan tissue, permen penyegar mulut, hadir lebih awal, final cek di lokasi diskusi dan jangan lupa baca doa sebelum memandu acara serta berdoa pula setelah selesai memandu acara. Dengan persiapan tersebut akan membuat kita lebih profesional dan menghindari ketegangan.Â
Dari persiapan sebagai moderator bahwa yang perlu diingat adalah meninggalkan kesan baik kepada pembicara, kepada audiens dan juga kepada penyelenggara. Olehnya itu sebisa mungkin seorang moderator berusaha merekam dengan baik apa yang disampaikan narasumber/ pembicara, pertanyaan audiens, mencatat hal-hal penting dari pemaparan pembicara, serta merangkumnya jika masih ada waktu sebelum menutup forum. Alangkah baiknya catatan dan rekaman diskusi diserahkan dengan rapi kepada penyelanggara. Dengan adanya antusias tersebut, seorang moderator akan merasa puas ketika pekerjaannya terlaksana dengan baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H