Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berburu (Tutut) Siput Sawah di Pasar Pagi

9 Mei 2023   13:53 Diperbarui: 9 Mei 2023   13:58 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja siput air tawar atau Tutut di pasar pagi di Maros, dokpri 

Keong Sawah dengan jenis tutut atau kracak dengan nama latin Pila ampullacea merupakan jenis siput yang boleh dikonsumsi. Siput jenis ini warnanya hitam dengan postur sedikit kecil dibandingkan dengan keong racun yang berwarna kuning. Biasanya sangat mudah ditemukan di aliran air persawahan, di pinggir pematang sawah yang berair, di parit, atau di sungai dan di danau. Namun yang umum dikonsumsi dan diburu para penikmat tutut adalah keong sawah.

Tentu semua mahluk ciptaan Tuhan memiliki manfaat. Terlebih binatang sawah yang kerap dianggap sebagai hama. Namun Siput sawah jenis tutut ini bukanlah hama yang merusak berat tanaman padi di sawah, sebab tidak mengganggu batang padi seperti keong racun yang berwarna kuning yang kerap menempel di batang padi hingga mematahkan pohon dan tangkai padi. Siput Tutut lebih dominan tinggal berkumpul di aliran air sawahan, semakin deras aliran air tersebut semakin mereka bergerombol sehingga mudah dipungut.  Binatang sawah ini merupakan salah satu makanan favorit oleh sebagian orang karena manfaat dan kandungan yang dimilikinya.

Terdapat beberapa manfaat binatang sawahan yang satu ini antara lain sangat bermanfaat untuk kebutuhan nutrisi otak, mendukung pertumbuhan tulang, meningkatkan sistem imun tubuh, memenuhi kebutuhan protein harian, mencegah anemia, mencegah kolesterol tinggi, dan sebagainya. Dari deretan manfaat mengkonsumsi tutut tentu juga memiliki dampak negatif bila dikonsumsi terus menerus setiap hari tanpa nutrisi penyeimbang lainnya. Sehingga untuk menghindari keracunan dan sebagainya, sebaiknya dikonsumsi sesekali saja. 

Belanja Tutut di pasar pagi, dokpri
Belanja Tutut di pasar pagi, dokpri

Untuk mendapatkan Tutut yang segar dapat dipungut sendiri di persawahan. Namun jika tidak bisa ke sawah karena aktivitas yang berbeda, kita dapat mendapatkannya di pasar-pasar tradisional atau membeli secara online. Untuk mendapatkan di pasar tradisional sebaiknya datang di pasar tumpah di pagi hari, sebab jika membelinya di jam siang maka dapat dipastikan Tutut tersebut dapat habis seketika sebab penjual binatang sawahan tersebut sangat terbatas. Selain itu juga bahwa jika membelinya di waktu siang maka Tutut tersebut tentu kurang segar dan biasa membusuk jika sudah lama terkena sinar matahari tanpa rendaman air.

Adapun cara mengkonsumsinya yakni tentu didiamkan sementara setelah didapat dari sawah. Misalnya didiamkan di wadah tertentu agar kotorannya hilang, bisa diperkirakan semalam atau setengah hari setelah didapat di sawah. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kotoran yang berlebih pada jenis tutut yang sedikit besar. Jika jenis Tutut tersebut kegedean biasanya disikat terlebih dahulu sebelum direbus, namun jika jenisnya yang kecil seperti biji-bijian hanya dibilas hingga bersih. Selanjutnya sebelum direbus sebaiknya dipecahkan sedikit punggungnya agar memudahkan mengisap isi tutut dari mulutnya atau dari depan. 

Untuk penyajiannya dengan lezat tentu bergantung selera namun biasanya dimasak dengan sereh/ serai dan bumbu dapur lainnya, bisa juga dengan daun seledri dan bumbu dapur lainnya seperti garam dan bumbu lain yang kita inginkan. Kedua bumbu dasar tersebut yakni sereh dan seledri juga merupakan pilihan, tergantung apa yang tersedia di sekitar kita.

Masakan Tutut siap saji dengan bumbu seledri, dokpri 
Masakan Tutut siap saji dengan bumbu seledri, dokpri 

Setelah direbus  hingga matang yakni paling minimal 15 menit kemudian di simpan di wadah piring/ mangkuk kemudian dapat disajikan bersama nasi hangat. Sebaiknya masakan Tutut dimakan sekali atau pada disajikan sekali pada saat hangat agar aromanya masih terjaga. Beberapa penikmat Tutut mencampurkan air perasan jeruk atau cabai merah, dan semua juga bergantung selera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun