Hujan April yang mengunjungi rumah kami, pagi hingga malam hari kembali, adalah kawanan air dalam tubuh kami sendiri,Â
Hujan April beserta genangan yang tercipta, adalah kenangan yang harus menjadi cerita,Â
Dari hujan ini aku melihat rintihan kesedihan namun tak terdengar dihalau suara hujan, air matamu menetes namun tidak terlihat sebab kau basuh dengan tempias hujan yang menetes di kamar kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!