Tertitih merintih di atap genteng rumah tua, hujan perlahan menetes lewat celah paku tua, tempias lewat jendela, kabar berdatangan dari sana sini pada tiap beranda yang aku punya. Aku menunggu kabar yang tak datang hingga dibasahi hujan pesan di atas kertas yang aku tulis semalam, entah sampai kepadanya atau belum. itulah bedanya aku dengan senja ini.
Senja ini hadir dengan kabar bahwa sanya esok akan hujan lagi, lusa, nanti dan nanti. setelah itu ia akan berkabar jikalau kemarau akan datang melalui senjanya yang tidak gerimis,Â
april adalah ujung senja yang ingin berpisah dari sisa hujan desember kemarin hingga melewati beberapa jalan lain seperti januari dan lainnya. ia sedang perjalanan menuju kemarau yang engkau rindu nantinya, hanya saja masih ada sisa pesan yang belum sampai kepada yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H