Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah mualaf di Indonesia. Dihimpun dari berbagai sumber (republika dan data mualaf center Indonesia) tercatat bahwa setidaknya 50 ribuan mualaf Indonesia rentang waktu tahun 2003 hingga saat ini. Dari angka tersebut didominasi dari etnik Tionghoa.
Menurut pendapat beberapa dai di Indonesia bahwa umumnya para mualaf mempelajari beberapa sumber terkait agama Islam sebelum meminangnya. Sumber tersebut bisa melalui Dai, Pondok Pesantren, teman dekat, ilmu pengetahuan, melalui chanel YouTube tentang edukasi ajaran agama Islam, dan lain sebagainya. Selain dari sumber tersebut bahwa beberapa mualaf juga melakukan pilihannya atas dasar kesadaran dalam artian ia memilih jalan tersebut karena belajar secara otodidak. Sehingga tidak heran jika ada beberapa mualaf jauh lebih pintar dengan umat Islam yang sudah Islam sejak lahir. Sebab mereka mempelajari dan mendalaminya.
Ada hal unik bagi mualaf dalam kategori belajar otodidak tadi yakni membaca Al-Qur'an dari kiri ke kanan. Di mana yang semestinya adalah membaca Al-Qur'an dengan membuka dari kanan ke kiri. Namun para mualaf, sebagian di antaranya justru tertarik atas ajaran Islam karena membuka Al-Qur'an dari kiri ke kanan. Dalam proses pembelajaran tersebut ternyata mereka menemukan langsung surah pendek salah satu di antaranya adalah surah Al-Ikhlas. Siapapun yang mempelajari agama melalui sumber Al-Qur'an dan langsung tertuju pada surah Al-Ikhlas tentu akan terkesima.
Merujuk pada arti dari keempat ayat dalam surah Al-Ikhlas antara lain katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. Tafsir secara sederhana dalam surah tersebut tidak adalah tentang keesaan Allah SWT sebagai pencipta yang tidak memiliki anak tidak pula diperanakkan bahkan tidak ada yang setara dengan-Nya di bumi ini. Sehingga baik pembaca yang awam akan melihat langsung bahwa demikian Allah atau Tuhan yang disembah oleh penganut agama Islam.
Hal ini berbeda jika para mualaf atau lainnya yang bukan penganut agama Islam jika membuka Al-Qur'an dari kanan ke kiri maka akan menemukan deretan surah panjang. Dalam surah panjang tersebut tentu agak berat dicerna tanpa menyelesaikan atau mempelajari secara utuh sebab dari ayat yang satu dengan ayat lain dalam surah Al-Baqarah dan surah selanjutnya membutuhkan penafsiran yang baik dengan waktu lama. Tidak seperti ketika membaca sepintas surah Al-Ikhlas yang terletak bagian awal jika Al-Qur'an dibuka dari lembaran kiri ke kanan akan tertuju pada penafsiran yang sederhana tersebut. Bahkan banyak sumber yang menjelaskan bahwa keutamaan surah Al-Ikhlas memiliki tingkat yang berbeda dengan surah lainnya dalam Al-Qur'an. Demikian para sebagian mualaf dengan mudah menemukan amanat dari ajaran Islam melalui surah pendek tadi yang dibukanya dari kiri ke kanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H