Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melirik Peran Takmir saat Ramadan di Yogyakarta

23 Maret 2023   14:46 Diperbarui: 23 Maret 2023   15:51 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masjid kampus UGM, sumber foto: De Jogja Adventure

Kota ini penuh dengan kehangatan menyambut semua orang-orang yang datang. Tanpa memandang agama dan suku yang berbeda. Semua diperlakukan dengan hati yang tenang dalam setiap berjumpa dengan siapa pun tak mengenal strata sosial. Demikian dalam hal kegiatan keagamaan seperti umat Hindu merayakan hari raya Nyepi di Yogyakarta sangat meriah dan berlangsung damai. Di malam harinya umat Islam menyambut malam pertama ramadhan nampak masjid dipenuhi jamaah berlangsung dengan khusyuk tanpa ada pesta pora yang meriah itu.

Saya sebagai warga pendatang terkesima melihat bagaimana perayaan malam ramadhan di kota ini. Takmir masjid di mana-mana memajang baliho info layanan ibadah ramadan. Seminggu sebekum ramadan tiba, paara takmir tersebut sudah berkali-kali mengumumkan melalui toa masjid. Di media sosial pun sedang ramai menawarkan layanan buka puasa bersama di masjid, bagi yang ingin berbuka puasa bersama kami silahkan daftarkan diri dengan layanan menu buka puasa dan layanan ibadah lainnya pada template. Bahkan salah satu masjid di kampus sudah menyiapkan beberapa jenis menu buka puasa bersama dan juga menu sahur bersama. 

Tak henti di situ bahkan menyediakan kegiatan amaliah ramadhan dengan menghadirkan pakar-pakar di bidangnya masing-masing. Mulai dari public lecture menyambut buka puasa setiap hari dengan pakar berbeda, ceramah menjelang shalat atau lepas tarawih dan kultum selepas shlat shubuh. Bahkan jadwal public lecture dan ceramah nusulul qur'an sudah dipersiapkan dari awal yakni setiap pekan di akhir ramadhan. Semua pakar, Dai dan lainnya sudah dikonfirmasi dari awal atas kesediaannya dengan bahasa lisan dan tertulis sehingga mereka sudah memasang foto dan jadwal masing-masing pakar dan Dai.

Ini menurut saya sebuah antuasias yang luar biasa bagi takmir masjid-masjid untuk memfasilitasi bagi semua umat muslim yang ingin meningkatkan kualitas ibadah ramadhannya. Bahkan takmir masjid semalam di masjid tempat saya shalat tarawih ia sudah mengumumkan jadwal lebaran Idul Fitri 1 syawal 1444 H yang jatuh pada tanggal 21 April 2023 bagi masyarakat yang ada di Indonesia barat, untuk masyarakat muslim yang ada di Indonesia timur masih wajib puasa pada tanggal tersebut lantaran perbedaan waktu dan hilal. Demikian penjelasannya dari penyampaian takmir tersebut yakni Ijtimak jelang Syawal 1444 H kamis Legi 20 April 2023 pukul 11:15:06 WIB, tinggi bulan pada saat terbenam matahari hilala sudah wujud. Untuk masyarakat Indonesia bagian tengah bisa menyesuaikan dan mengikuti anjuran pemerintah.

Dari layanan takmir masjid tersebut merupakan sebuah kepastian yang diharapkan jamaah agar mereka menjalankan ibadah ramadan dengan aman tanpa ragu. Hal tersebut ditandai dengan pelayanan buka puasa, sahur bersama, pelayanan ilmu pengetahuan terkait ramadan dari berbagai perspektid dengan pakar ahli pada bidangnya masing masing. Tak sedikit di antara takmir masjid sudah mengumumkan layanan zakat, infaq dan sedekah hingga jadwal hari raya idul fitri tadi. Sungguh upaya yang luar biasa yang dilakukan pengurus masjid di kota ini.

Hadirnya layanan tersebut maka sangat memudahkan umat muslim yang ada di kota ini. Sehingga konsep-konsep dasar keislaman dapat diterapkan dengan baik bagi pelaksana ibadah. Melihat dari antusias pengurus masjid ini maka mencerminkan kehidupan yang harmonis, pemerataan sosial hingga kebermaknaan hidup. 

Alangkah baiknya jika semua takmir masjid bisa mencontoh apa yang dterapkan oleh takmir masjid yang saya sebutkan tadi. Jika demikian maka semua masyarakat muslim tidak akan berdebat lagi terkait kelompok agama tertentu yang sering berselisih paham dan pada akhrinya yang jadi korban adalah orang yang kurang paham. Demikian konsep keharmonisan dan pemerataan tadi telah dicontohkan melalui buka puasa bersama, sahur bersama, dapat ilmu bersama, dan tentu pada penyaluran zakat bagi yang berhak menerima. Jika konsep ini berlaku tak ada lagi fakir di negeri kita, tak ada lagi perdebatan sepeleh, tak ada lagi egosime dan yang ada adalah penghambaan kita kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mematikan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun