Sebelum pagi esok, embun sudah tiba, bersama pucuk pucuk mimpi semalam yang terwujud.
Sebelum pagi esok, cacing cacing tanah sudah kegirangan, bersolek menanti kekasih, siapa yang datang awal ia yang berkicau.
Sebelum pagi esok, mentari sudah berjalan dari kejauhan tanpa kelelahan, hanya saja pagimu yang terlalu siang.
Sebelum pagi esok, kertas putih sudah terisi, sebelum kamu berencana mengambil tinta untuk pena yang sudah lama di atas meja.
Sebelum pagi esok, tuhan Mu sudah terjaga, ia tak pernah lelah, hanya saja kita yang banyak tanya, tanpa peduli dari mana huruf huruf pada setiap kata tanya itu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H