Sebut banjir di kampung saya yang bertahun-tahun pasti sulit terhindarkan. Lantaran pasir sungai dikerut sudah puluhan tahun lamanya tanpa ada upaya perbaikan, penanaman pohon di sekitar, atau upaya penghentian tambang galian C yang hanya menyuplai pembangunan megah gedung berbintang di kota. Belum lagi di kota akan banjir paling tidak tiga kali setahun, lantaran pantai di kota provinsi kelahiran saya sudah dijadikan pusat pembangunan.Â
Pantai direklamsi, akhirnya ombak di pantai enggan berombak lagi. Angin tidak sepoi lagi lantaran terhalang dengan gedung. Belum lagi di beberapa kabupten yang sudah tidak bisa lagi bernafas lega lantaran gunung-gunung disulap jadi semen.Â
Memang toh setiap pembangunan butuh semen, tetapi mari dicermati amdalnya, mari adakan penghijauan, reboisasi, relokasi penduduk hingga relokasi tambang.Â
Jika demikian maka pemanasan glogal akan terjadi, cuaca akan ekstrem, gunung es di kutub yang kita andalkan akan mencair pada akhirnya bumi akan panas. Jika bumi akan panas akan menyebabkan udara yang panas di mana-mana tentu berdampak pada alam yang kurang bersahabat dengan manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI