Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Membaca Jenaka Jokpin di Hari Minggu

12 Maret 2023   18:50 Diperbarui: 12 Maret 2023   19:16 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada yang luput dari kacamata sastra Jokpin atas realitas masyarakat dewasa ini. Sebagai penulis karya sastra kenamaan di Indonesia memberi kita pelajaran bahwa realitas sosial di tengah masyarakat harus diungkapkan melalui bahasa lisan terlebih bahasa tulis dalam hal ini melalui medium kesusastraan.

Seorang Jokpin (Joko Pinurbo) yang telah meraih sederet penghargaan atas kekaryaannya baik di tingkat Provinsi DIY, maupun di level Nasional. Suatu ketika ia berkisah bahwa tulisan-tulisan saya yang dimuat di beberapa media nasional telah melewati perjalanan panjang dengan proses yang cukup luar biasa. 

Berkaca dari situ bahwa sebuah tulisan yang lahir di tangan Jokpin (yang akrab di media sosial dengan sapaan Jokpin Jogja) bahwa karya-karyanya merupakan penjernihan dari kaca mata bathin hingga lahir dalam wujud karya. Bagaimana tidak hal-hal luar biasa ia jadikan candaan tetapi pesannya sampai. Terlebih bahan-bahan jenaka yang ia buat dalam jenaka maka membacanya kita terpingkal-pingkal ketawa.

Setelah membaca beberapa tulisan Jokpin di sebuah minggu pagi. Saya kemudian tidak sabar mencari kawan lama saya yang begitu antusias memperkenalkan Jokpin kepada saya (tentu dengan tulisan, ulasan, dan berupa buku-buku puisinya). Saya menemukan kesederhaan Jokpin dalam tulisannya dan mengajak saya untuk berbahsa sederhana pula. Apa yang diajarkan Jokpin pada tulisannya pada dasarnya mengajarkan kita untuk berani membahasakan dengan baik meskipun itu tidak benar benar baikl. Apa yang ada di depan kita adalah sebuah realita mari menjadikannya sebuah kisah cerita dengan tokoh, alur, hingga pesan moral jika kita mampu namun perlu berlatih. Cerita yang dinanti pembaca tentu adalah pesan moral, hiburan, informasi sehingga mari jadikan cerita itu berterima kepada pembaca. 

Pada sebuah cerita dalam kumpulan cerpen Jokpin Tak Ada Asu Di Antara Kita (2023), salah satu di dalamnya mengkisahkan korban hoaks. Subagus sebagai tokoh fiksi bertemu dengan penulis kemudian kelak menggugat penulis bahwa saya bukanlah orang sebaik yang kamu kira dalam cerpen itu. Di mana-mana aku mendapat pujian, swafoto sama orang-orang, saya tidak nyaman dengan hal itu, itu hoaks kata si Subagus. Berbeda dengan realitas saat ini yang selalu pamer, di mana-mana ingin dipuji. Tentu ada pesan pa Jokpin dalam cerita korban hoaks tersebut bahwa di mana-mana orang haus dengan pujian. Terlepas dari itu bahwa apa yang kita tulis adalah fiksi, yang tidak bisa digugat, begitu pembacaan saya dalam satu bab cerpen di mana seorang tokoh menggugat dirinya kepada Jokpin. Ia menulis tokoh dengan baik sementara tokoh yang baik itu ingin bebas dan tidak terikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun