Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Diary

Barang-barang Temuan

12 Maret 2023   06:06 Diperbarui: 12 Maret 2023   10:35 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lemari masjid, dokpri

Pernahkah barang-barang penting kita tertinggal di tempat umum? Pernahkah kita menemukan barang -barang penting milik orang lain di tempat umum? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pasti pernah terjadi pada diri kita baik sebagai orang yang meninggalkan barangnya atau menemukan. Pernahkah terlintas dibenak kita mengambil barang temuan tersebut?Pertanyaan ini akan memiliki jawaban berbeda-beda pada setiap individu, namun pada umumnya berkeinginan untuk mengembalikan barang tersebut sebab itu bukan milik kita. 

***

Di sebuah masjid kampus salah satu universitas di kota X. Tersedia lemari khusus untuk menyimpan barang-barang temuan yang berharga bagi para jamaah yang secara tidak sengaja meninggalkan barang miliknya. Padahal sebelum shalat di mulai selalu saja ada penyampaian dari pengurus masjid baik itu lisan melalui Toa Masjid, maupun melalui papan info berjalan atau bahkan di setiap sudut kemungkinan jamaah tersebut meninggalkan barangnya. Masjid tersebut tidak hanya terdiri dari satu dua orang pengurus, melainkan puluhan dan terbagi di setiap sudut menjalankan fungsinya masing-masing demi keberlangsungan ibadah jamaah serta kekhusyuan shalat mereka. Entah mereka mendapatkan imbalan materi atau tidak, saya tidak tahu menahu dan pikiran saya tidak sampai kesitu. Namun saya tertuju pada layanan tadi yakni sebuah lemari tempat penyimpanan barang-barang temuan bukan barang hilang atau barang curian. Demikian keramahtamahan setiap petugas masjid tersebut semakin membuat hati kita nyaman dalam beribadah.

barang temuan, dokpri
barang temuan, dokpri

Sebelum ke tempat wudhu, pandangan saya tertuju pada sebuah lemari kaca yang berdiri transparan. Bagi siapa saja yang lewat akan melihat apakah di suatu hari pernah meninggalkan barang berharganya atau tidak. Tak hanya mata saya saja, melainkan sebagian mata-mata melihat isi dalam lemari tersebut. Pasalnya di dalam lemari kaca berukuran 1 meter lebar dan tinggi kurang lebih 2 meter berisi beberapa barang-barang berharga. Mulai dari surat-surat, kartu identitas, kunci kendaraan, tas ransel, dompet, handphone, kaca mata, cincin, jam tangan, uang kertas, buku-buku dan lain yang dianggap berharga bagi petugas masjid. Hal yang berbeda ketika di pusat perbelanjaan dan di pusat keramaian, pengumuman yang biasa terdengar adalah seorang anak yang  terparkir di dekat sumber informasi. Posisi anak dengan barang berharga tersebut tentu berbeda perlakuan, anggap saja sekedar tertinggal sesaat oleh orang tuanya yang sedang terjebak dari kerumunan orang.

Hal yang membuat saya terkesima atas adanya lemari tersebut adalah keikhlasan untuk membantu para jamaah agar barangnya bisa kembali. Sudah berkali-kali saya lewat dekat lemari itu, hanya saja barang-barang berharga di lemari itu kadang berkurang atau bahkan kadang bertambah. Apakah tuannya tidak khawatir atas barangnya yang tertinggal di dalam masjid atau di tempat wudhu. Melihat jumlah barang yang tertinggal tersebut tentu dipikiran saya sungguh banyak orang yang tidak menjaga barang berharganya. Saya kembali memposisikan diri saya sebagai orang dalam golongan tersebut dan semoga mendapatkan petugas masjid dengan pelayanan serupa agar saya bisa kembali menemukan barang saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun