Kebijakan Gubernur NTT soal Masuk Sekolah jam 5 pagi terus menuai pro kontra. Pasalnya Viktor Bungtilu Laiskodat, SH., M.Si, selaku gubernur NTT periode 2018-2023 menginstruksikan agar peserta didik selevel SMA di kota Kupang NTT agar masuk pukul 5 pagi. Dengan harapan, hal tersebut dapat melatih kedisiplinan, etos kerja  serta untuk menciptakan generasi unggul.Â
Siswa adalah harapan bagi gubernur NTT. Dengan masuk pukul 5 pagi, siswa akan terbiasa katanya  tidur lebih awal pukul 10 malam dan berangkat ke sekolah lebih awal pula. Menanggapi hal tersebut, pihak dinas pendidikan NTT Linus Lusi meminta agar jam masuk diundur pukul 5.30. Disdik pada dasarnya ikut mendukung kebijakan tersebut demi kedisiplinan dan etos kerja, menurutnya apa lagi kebijakan tersebut masih tahap percobaan pada beberapa sekolah SMA dan SMK di kota Kupang.
Kebijakan tersebut temasuk mengejutkan karena tidak biasanya sekolah masuk jam 5 pagi. Apakah pak Viktor sudah mempertimbangkan dengan matang? Apakah sudah berkordinasi dengan DPR dan Dinas Pendidikan setempat? Apakah jam masuk sekolah dengan pagi-pagi buta bisa mempengaruhi prestasi siswa? Meski pada dasarnya baca buku di pagi hari sangat membantu kita dalam menyerap pelajaran, tetapi tidak sepagi itu juga. Jika kebijakan tersebut sukses tentu akan mendapat pujian yang luar biasa, sebaliknya jika gagal maka akan mendapat cacian.
Warga NTT khususnya termasuk pihak sekolah yang sudah menerapkan masuk jam 5 pagi tentu berada pada posisi pro meski sebagian juga kontra dengan kebijakan tersebut. Lebih-lebih warga net, begitu mendengar isu hangat ini masuk sekolah di waktu shubuh yang dingin dianggap sebuah kebijakan yang tidak wajar. Di jam-jam terseebut masih banyak anak-anak yang terlelap.Â
Di jam pagi adalah waktu untuk bersama dengan keluarga sebelum masing-masing sibuk degan kepenatan. Namun, begitulah tangkapan kita, begitulah tanggapan warga net hanya memberi komentar-komentar ketidak setujuan dengan kebijakan tersbut. Pada umumnya tidak mempelajari dengan baik maksud dan tujuan pengambil kebijakan bahkan tidak melihat proses mereka hanya melihat sesuatu yang aneh dan ujung-ujungnya akan berkata see You on top.
Sayapun demikian seakan langsung kontra, namun mencoba menahan diri. Bentuk pro-kontra saya yakni tidak serta merta membagikan berita di akun media sosial saya kepada teman sesama pengguna media sosial. Sebab dipikir-pikir sebuah kebijakan Gubernur yang masih tahap uji coba dan bahkan disepakati oleh dinas pendidikan serta pihak sekolah. Berarti ada benarnya dari kebijakan tersebut.Â
Pertama, mari kita lihat situasi geografis di NTT di mana matahari pagi terbit lebih awal di banding daerah lain di sebelah Barat. Saat anak-anak Kupang NTT sudah ke sekolah di kota lain masih tidur lelap karena perbedaan waktu. Kedua, di kota Kupang tentu tidak semacet dengan ibu kota provinsi lainnya, bahkan udaranya sangat segar di pagi hari. Ketiga, masyarakat kupang banyak berprofesi sebagai nelayan, petani, wirausaha, meski banyak juga ASN.
Sehingga warga net yang  kontra kebijakan tersebut tidak bisa langsung memberikan opini miring.  Pasalnya kebanyakan yang kontra berada pada dunia maya, dan lokasi geografis yang berbeda. Kondisi NTT sangat berbeda dengan kota metropolitan seperti di Jakarta, dan kota-kota provinsi lainnya.
Setelah uji coba pemberlakuan masuk sekolah bagi SMA dan SMK jam 5 pagi akankah berlanjut. Apakah beda gubernur beda kebijakan, mengingat masa jabatan Gubernur NTT saat ini di akhir masa periodenya? Atau apakah ini merupakan gebrakan awal atau akhir dari masa jabatannya untuk memperbaiki NTT lebih baik lagi? Mari kita lihat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H