Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jadikan Anak yang Lebih Bermartabat

1 Februari 2023   05:07 Diperbarui: 1 Februari 2023   05:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak ada yang meminta dilahirkan kedunia ini, ayah ibu!" Jika demikian pernyataan seorang anak di dalam hati atau dia lontarkan dihadapan kita saat pertengkaran dengan anak, apa yang akan kita lakukan?

Mencermati problema sosial dalam rumah tangga antara anak dan orang tua kerapkali menjadi perbincangan. Anak terkadang melakukan kesalahan kecil hingga kesalahan besar, kemdian orang tua kembali menyalahkan anak atau menyalahkan pasangannya. Kira-kira sampai kapan pertengkaran akan berakhir jika setiap hari atau setiap waktu anak menjadi obyek dalam sebuah permasalahan. Seakan-akan mereka menjadi penyebab dari semua permasalahan orang tua mereka.

Sejak kecil yang dalam ingatannya adalah sebuah pertengkarang. Apa jadinya ketika ia beranjak dewasa? Akankah ia menjadi pendendam? Akankah ia menjadi anak introvert? Setiap harinya adalah utang, setiap harinya adalah kesalahan, setiap harinya adalah belenggu. Jangan salahkan jika beranjak dewasa kelak ia akan trauma dengan pernikahan.

Permasalahan-permasalahan dalam rumah tangga tentu bukan hanya dialami oleh satu orang saja. Hampir setiap rumah tangga mengalami permasalahan yang sama selain permsalahan ekonomi. Tetapi jika kita lebih mengedepankan rasa syukur kita dibanding rasa lain tentu permasalahan sosial dapat dengan muda ditepis dan dihentikan. Agar anak kembali menjalani hari-harinya dengan bebas dan perca diri. Pada akhirnya ia akan tumbuh menjadi anak dewasa. Meski permasalah juga membuat mereka dewasa, tetapi alangkah baiknya permasalahan rumah tangga bukan menjadi tanggung jawab anak, melainkan merupakan tanggung jawab orang tua.

Beda anak beda masa. Beda anak beda permasalahan. Dalam menghadapi persoalan anak di lingkungan keluarga semestinya orang tua harus bijak bagaimana anak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dini terlibat dalam pertikaian orang dewasa. Dunia anak-anak adalah dunia meniru, dunia bermain, lalu kemudian beralih ke dunia belajar dan terakhir adalah dunia menjalani peran (role play). Rumahku adalah syurgaku, adalah impian setiap anak. Sehingga sedianya rumah menjadikan mereka tempat kembali. Orang tua mereka tempat pertama bercerita atas masalah di dalam dan di luar rumah.

Sejatinya anak adalah titipan bagi orang tua. Melalui anak orang tua diajari sebuah tanggung jawab dari penciptaNya. Olehnya itu posisi anak dan orang tua sama-sama memiliki kedudukan yang sama sebagai insan. Sehingga mari menjadikan anak sebagai manusia yang bermartabat agar kita menjadi mahluk sosial yang lebih baik dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun