Seorang pengendara di samping saya saat laga tim PS A dengan PS B di Stadion X tahun 2022 lalu sedang husyuk berdoa bahwa semoga tim kesayangan mereka  menang sebab kalau balik dari Stadion tentu mereka akan semakin bringas dibanding keberangkatan. Masyarakat dan fasilitas umum akan jadi korban jika tim mereka kalah.Â
Begitu pula rombongan demonstran yang demo di Kota Makassar dan yang mereka tuntut misalnya kebijakan presiden atau DPR di Jakarta Pusat yang tidak pro rakyat.Â
Jalan protokol di tutup rapat demi menggalang perhatian dari pusat dengan cara tutup jalan, bakar ban sambil orasi agar diliput oleh media nasional. Pada akhirnya liputan media malah bukan aspirasi melainkan bentorkan antara mahasiswa dengan pengguna jalan.Â
Menurut hemat saya sebagai orang biasa perlu adanya perubahan perilaku individu untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Tentu bisa dimulai dengan hal biasa misalnya tidak merokok sambil berkendara, tidak membuang puntuk rokok dan nyampah di jalan raya yang terpenting menghargai pejalan kaki.Â
Mungkin karena keseringan nonton drama korea bahwa pejalan kaki merasa terhormat di jalan raya karena ada space jalan baik dengan rambu maupun budaya saling menghargai dari individu lainnya yang bekendara. Saya kira meski itu budaya mereka tetapi budaya demikian budaya yang baik bisa kita ciptakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H