Sebentar lagi kemarau
Cahaya pagi menelisik sisa malam Senin ke Sabtu
rumah berjejer rapi
di atas Sawah, petani kini jadi nasi putih
Pa tua tak bertani, istri menjajal sepi pagi
Bergegas pergi, Esok rentenir kembali lagi
menagihÂ
tak perduli pandemi, penagih datang lagi
silih berganti, setiap pagi
di baju berkeranya nya bertuliskan hidup atau mati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!