Apa itu esai dan esensinya seperti apa? Sebelum membahas lebih lanjut tentang esai, sebagai pengantar kita mengenal dulu bahasa tulis, aktivitas menulis, dan kenapa harus menulis esai?
Pertama, bahasa tulis merupakan bentuk bahasa lisan yang menggunakan aksara sebagai sarananya. Bahasa lisan sendiri memiliki unsur utama berupa bunyi, sementara bahasa tulis memiliki unsur utama berupa huruf-huruf.Â
Bahasa lisan menghimpun system bunyi oleh perintah pikiran, bahasa tulis menghimpun aksara dalam kata, kalimat dan paragraf sehingga menjadi sebuah tulisan utuh.Â
Tulisan lahir atas penggalangan ide, imaginasi, pengetahuan dan keterampilan menulis. Sehingga penulis senantiasa menggalang ide dari bacaan, diskusi, dan dari sumber mana saja seperti mengobservasi sesuatu permasalahan, menonton, dengar music, berolah raga, travelling, melakukan hal hal baru dan sebagainya.Â
Imaginasipun demikian harus senantiasa diasah agar lebih tajam dan tepat sasaran yang tidak hanya hayalan belaka tetapi disertai dengan filsafat dan pengetahuan.Â
Di dalam diskusi dan forum forum lainnya serta sumber pengetahuan lainnya juga akan melatih diri kita menambah perbendaharaan kata dan menambah wawasan baru. Dari penggalangan ide yang baik, imaginasi yang kuat, pengetahuan serta keterampilah yang mumppuni akan melahirkan produktivitas dan kreativitas menulis yang baik.
![kolase -- ilustrasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/screenshot-27-5ed3beee097f363f64334df2.png?t=o&v=770)
Olehnya itu harus senantiasa diolah dengan pola pola penggalangan ide, imaginasi, dan pengetahuan. Sehingga dengan belajar, banyak membaca sumber ilmu pengetahuan seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, esai tentu melatih daya fikir, nalar dan keinginan untuk menuliskan apa yang kita dapatkan, dari jalan tersebut hingga menjadikan kita lebih terampil.Â
Pengetahuan dasar dasar bahasa dan bacaan menjadi modal awal dalam menulis, dan untuk menuju pada level kemampuan mengaktualisasikan ide ide kedalam bahasa tulis yang baik butuh ketelatenan, butuh lingkungan yang baik yang merangsang diri untuk senantiasa menulis, dan juga butuh wadah.Â
Sementara kemampuan lainnya adalah kemampuan menulis kritis, kemampuan ini tidak langsung pada level tersebut tetapi melalui proses panjang.Â
Bisa saja dengan proses cepat jika sedari awal sudah dilatih misalnya mahasiswa semester 1 sudah memiliki proyeksi yang tepat bahwa saya akan menjadi penulis dan juga yang bersangkutan telah menemukan bacaan dan lingkungan yang tepat pula.Â