Olimpiade Tokyo 2020 kembali diselenggarakan setelah tahun sebelumnya mengalami penundaan akibat pandemi corona virus disease 2019. Dijadwalkan Olimpiade Tokyo 2020 akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juli 2021 di Tokyo, Jepang. Penyelenggaran Olimpiade Tokyo 2020 ini mendapat banyak kecaman dari masyarakat maupun para ahli.
Menurut hasil survei Asahi Shimbun, sekitar 83% penduduk Jepang menginginkan Olimpiade tahun ini dibatalkan. Secara khusus, 43% dalam survei nasional yang dilakukan melalui telepon pada 15 dan 16 Mei mengatakan Olimpiade harus dibatalkan. Sementara 40% mengatakan Olimpiade harus ditunda kembali karena situasi kasus Covid-19 di Jepang belum terkendali.
Asosiasi Medis Tokyo yang mewakili sekitar 6.000 dokter mengatakan rumah sakit di Tokyo telah mencapai kapasitas maksimal untuk menampung pasien di tengah lonjakan kasus Covid-19. “Kami sangat meminta agar pihak berwenang untuk meyakinkan IOC (International Olympic Committee) bahwa mengadakan olimpiade itu sulit dan mengizinkan agar Olimpiade dibatalkan.” kata Asosiasi Medis Tokyo dalam surat terbuka kepada Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada tanggal 14 Mei 2021.
Tokyo University Taisuke Nakata dan Daisuke Fujii melakukan studi simulasi yang memperkirakan bahwa pada minggu ketiga bulan oktober 2021. Jika keadaan darurat dicabut pada pertengahan Juni dan jika peluncuran vaksin berlanjut dengan kecepatan 600.000 orang per hari, Tokyo akan mencatat 822 kasus baru jika Olimpiade dibatalkan.
Menurut perhitungan mereka, masuknya 105.000 atlet dan ofisial asing yang separuhnya akan divaksinasi akan menyebabkan 842 kasus baru yang tidak jauh lebih tinggi.
Sementara itu, IOC bersikukuh bahwa pertandingan akan tetap berjalan. Pada hari Rabu, 28 Mei 2021 otoritas kesehatan Jepang melaporkan 1.797 kasus baru dengan 619 di antaranya tercatat di Tokyo meningkat dari 1 minggu yang lalu untuk pertama kalinya. Pihak berwenang juga melaporkan 58 kematian akibat wabah virus tersebut.
Menanggapi peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyatakan “Jika keadaan darurat diterbitkan kembali maka Olimpiade Tokyo 2020 akan diselenggarakan tanpa dihadiri penonton.” Komite Olimpiade Tokyo dan Komite Olimpiade Internasional tidak menunjukkan niat untuk membatalkan atau menunda Olimpiade Tokyo 2020.
Awal tahun ini, dalam upaya untuk meyakinkan penduduk bahwa Olimpiade Tokyo 2020 akan aman, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan bahwa Jepang akan menyelesaikan vaksinasi semua masyarakat lanjut usia pada akhir Juli.
Dalam upaya untuk menekan penyebaran virus, panitia menetapkan batas 10.000 kapasitas penonton selama acara berlangsung di stadion nasional dan pembatasan lebih lanjut di tempat lain. Panitia merilis rangkaian pedoman ketat dalam upaya menghentikan penyebaran virus di acara tersebut.
Jumlah staf pendukung, media, dan lainnya yang memasuki negara Jepang telah dikurangi menjadi sekitar 78.000, dibandingkan yang diperkirakan sebelum pandemi sekitar 180.000. “Pengunjung akan diuji setiap hari selama 3 hari setelah kedatanngan dan pergerakannya akan dibatasi.” Kata Seiko Hashimoto, presiden komite penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020. Sekitar 60% atlet telah divaksinasi, dan lebih dari 80% diharapkan telah divaksinasi sebelum Olimpiade dimulai.
Pemegang tiket akan diperiksa suhunya sebelum memasuki venue. Mereka tidak diizinkan untuk membawa makanan atau minuman ke dalam stadiun. Selain itu, penonton tidak diizinkan untuk meneriaki atau menyemangati atlet dan harus segera meninggalkan venue setelah pertandingan.