Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tarik-Menarik Pasar dan Negara: Mencari Titik Tengah yang Optimal

11 November 2024   12:34 Diperbarui: 11 November 2024   12:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah ekonomi dan bukti empiris menunjukkan bahwa intervensi pemerintah yang terbatas mendorong pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, dan inovasi yang lebih baik. Sementara beberapa negara mengandalkan kendali ketat dari pemerintah, seringkali dengan dalih stabilitas ekonomi dan pemerataan kekayaan, negara-negara paling makmur dan inovatif cenderung memiliki keterlibatan pemerintah yang lebih terbatas dalam aktivitas ekonomi di negara terkait. Dengan menggunakan data mengenai sumber daya alam, kebebasan ekonomi, kekayaan per kapita, dan indeks pembangunan manusia, artikel ini membahas keuntungan pendekatan pasar bebas serta dampak buruk dari kontrol pemerintah yang berlebihan.

Sumber Daya Alam Saja Tidak Menjamin Kemakmuran

Negara-negara yang memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Arab Saudi, menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya saja tidak otomatis membawa kemakmuran. Meskipun Rusia memiliki perkiraan kekayaan sumber daya alam sebesar $75 triliun, termasuk batu bara, gas alam, minyak, kayu, dan logam tanah jarang, PDB per kapita dari negara transkontinental tersebut masih relatif kecil, sekitar $12.000. Kontrol pemerintah yang kuat atas industri dan sumber daya utama membatasi persaingan dan mengurangi minat investasi swasta, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat kontras dengan AS, yang memiliki nilai sumber daya alam sebesar $45 triliun dan jumlah penduduk hingga 3 kali lipat dari Rusia. Meskipun memiliki cadangan besar batu bara, kayu, gas alam, dan logam berharga, AS mengadopsi pendekatan yang lebih berorientasi pasar, mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dan berinovasi. Akibatnya, AS mencapai PDB per kapita sekitar $80.030, yang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Daftar Negara dengan Nilai Sumber Daya Alam Terbesar di Dunia (Statista)
Daftar Negara dengan Nilai Sumber Daya Alam Terbesar di Dunia (Statista)

Arab Saudi, yang memiliki kekayaan sumber daya alam sebesar $34 triliun (terutama dari minyak dan gas alam), juga menunjukkan cerita serupa. Meskipun pendapatan minyak telah menyebabkan kekayaan per orang dewasa yang tinggi, pemerintah Saudi menyadari bahwa ketergantungan yang berlebihan pada satu sumber daya yang dikendalikan negara tidak berkelanjutan. Sebagai respon, pemerintah Saudi tidak lama ini meluncurkan Visi 2030 untuk mendiversifikasi ekonomi, menarik investasi swasta, dan mendorong pertumbuhan sektor non-minyak. Dengan mengurangi dominasi negara dan memungkinkan perusahaan swasta berkembang, Arab Saudi berupaya menciptakan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Sebaliknya, Venezuela merupakan contoh nyata lainnya dari bahaya intervensi pemerintah yang berlebihan dalam ekonomi yang kaya sumber daya. Dengan kekayaan sumber daya alam senilai $14 triliun, Venezuela, yang juga merupakan negara dengan cadangan minyak bumi terbesar di dunia, seharusnya memiliki potensi untuk mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi. Namun, kebijakan pemerintah Venezuela untuk menasionalisasi industri, memberlakukan kontrol harga yang ketat, dan membatasi peran sektor swasta telah menyebabkan kehancuran ekonomi. Hiperinflasi, kemiskinan, dan penurunan layanan publik yang parah menjadi akibatnya. Sementara itu, Kanada, dengan kekayaan sumber daya alam senilai $33 triliun, telah mencapai keseimbangan antara regulasi dan prinsip pasar bebas, menghasilkan stabilitas ekonomi, standar hidup yang tinggi, dan kekayaan per orang dewasa yang termasuk tinggi.

Kebebasan Ekonomi dan Penciptaan Kekayaan

Konsep "invisible hand" yang dikemukakan oleh Adam Smith menjelaskan bahwa ketika individu beroperasi di pasar bebas, mereka secara tidak sengaja meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengalokasikan sumber daya secara efisien. Keberhasilan negara-negara kapitalis, seperti AS, Singapura, ataupun Kanada sejalan dengan argumen Smith bahwa intervensi pemerintah yang terbatas akan mendorong kemakmuran dengan membiarkan kekuatan pasar mendorong pertumbuhan.

Kebebasan ekonomi menjadi faktor penentu penting bagi kekayaan nasional dan stabilitas, seperti yang ditunjukkan oleh Indeks Kebebasan Ekonomi dari The Heritage Foundation. Negara-negara yang memiliki skor tinggi pada indeks ini, seperti AS, Singapura, dan Swiss, secara konsisten mencapai tingkat PDB per kapita yang tinggi, ketahanan ekonomi, dan inovasi. Di AS, hambatan regulasi yang terbatas, perlindungan hak milik pribadi, dan beban pajak yang relatif rendah menciptakan lingkungan yang menarik investasi domestik dan internasional. Prinsip-prinsip pasar bebas ini memungkinkan perusahaan swasta berkembang, dengan inovasi dan kemajuan di berbagai industri yang berkontribusi pada tingginya PDB per kapita negara tersebut.

Singapura, dengan PDB per kapita sekitar $74.000, menjadi contoh lain tentang bagaimana kebebasan ekonomi dapat mengubah suatu negara yang minim sumber daya menjadi kekuatan ekonomi global. Meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang signifikan, komitmen Singapura pada pajak yang rendah, hambatan regulasi yang minimal, dan perdagangan terbuka telah menarik perusahaan multinasional dan investasi asing yang signifikan. Lingkungan pro-bisnis ini menjadikan Singapura salah satu negara terkaya di dunia, membuktikan bahwa bahkan negara yang minim sumber daya dapat mencapai kemakmuran melalui intervensi pemerintah yang terbatas dan kebebasan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun