Di sisi lain, negara-negara dengan tingkat intervensi pemerintah yang tinggi sering mengalami stagnasi ekonomi dan tingkat kekayaan per kapita yang rendah. Banyak negara miskin yang memiliki utang tinggi menunjukkan tren ini, di mana kebijakan ekonomi yang membatasi dan tingkat utang pemerintah yang tinggi menciptakan hambatan bagi kewirausahaan dan mengurangi minat investasi swasta. Sebagai contoh, Venezuela, meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, menduduki peringkat rendah dalam kebebasan ekonomi dan menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia. Inflasi yang tinggi, kemiskinan massal, dan layanan publik yang buruk mencerminkan hasil dari campur tangan pemerintah yang berlebihan dan kurangnya kebebasan ekonomi. Sebaliknya, pendekatan seimbang Kanada, yang menghargai kebebasan ekonomi dan regulasi yang diperlukan, berkontribusi pada stabilitas ekonomi yang konsisten dan kekayaan per orang dewasa yang tinggi.
Inovasi dan Hak Kekayaan Intelektual Berkembang dalam Pasar Bebas
Salah satu manfaat utama dari kebebasan ekonomi termasuk promosi inovasi. Gagasan Joseph Schumpeter tentang "creative destruction" berargumen bahwa perekonomian dengan kendali pemerintah yang terbatas mendorong inovasi. Di negara-negara seperti AS dan Swiss, sektor swasta mendorong kemajuan teknologi dan model bisnis baru, sehingga memacu pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi. Teori Schumpeter mengilustrasikan bahwa pembatasan minimal memungkinkan industri-industri baru muncul dan menggantikan industri-industri lama, sehingga menjaga semangat dan ketahanan ekonomi.
Menurut World Intellectual Property Indicators, negara-negara seperti AS, Jepang, dan Korea Selatan, yang memiliki perlindungan hak kekayaan intelektual yang kuat menarik para pengusaha dan mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, yang merangsang inovasi.Â
AS, dengan sumber daya alam yang kaya dan keterlibatan pemerintah yang terbatas, mampu menciptakan lingkungan yang mendorong sektor swasta dan inovasi di berbagai industri, mulai dari teknologi hingga kesehatan hingga keuangan. Terbukti, AS tercatat memiliki permohonan paten hingga 518.791, ditambah 849.951 merek dagang dan 69.076 desain industri sepanjang tahun 2023, yang merupakan terbanyak kedua di dunia. Demikian pula, Swiss, pemimpin dalam sektor farmasi dan keuangan, menawarkan tingkat kebebasan ekonomi dan perlindungan hak kekayaan intelektual yang tinggi. Lingkungan pro-inovasi ini menjadikan Swiss salah satu negara terkaya per kapita, meskipun memiliki sedikit sumber daya alam, dan properti intelektual yang cukup masif dengan 41.975 permohonan paten, 146.394 merek dagang, dan 22.926 desain industri selama tahun 2023.
Sebaliknya, negara-negara dengan perlindungan hak kekayaan intelektual yang lemah dan kebijakan ekonomi yang membatasi sering gagal dalam mengembangkan inovasi. Dalam ekonomi yang sangat terkontrol, di mana pemerintah mendikte prioritas pasar dan menghambat partisipasi sektor swasta, pengusaha kekurangan insentif untuk berinvestasi dalam ide atau teknologi baru. Stagnasi ini mencegah diversifikasi ekonomi dan pertumbuhan, menjebak negara-negara tersebut dalam siklus produktivitas rendah dan kemajuan teknologi yang terbatas. Sebagai contoh, Venezuela hanya memiliki 16 paten, 8.173 merek dagang, dan 19 desain industri sepanjang 2023.
Pembangunan Manusia dan Kualitas Hidup dalam Ekonomi dengan Intervensi Pemerintah yang Terbatas
Kebebasan ekonomi dan intervensi pemerintah yang terbatas tidak hanya berkontribusi pada kekayaan nasional tetapi juga pada tingkat pembangunan manusia yang lebih tinggi. Indeks Pembangunan Manusia (HDI) secara konsisten menunjukkan bahwa negara-negara dengan kontrol negara yang minim dalam kegiatan ekonomi mencapai standar pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup yang lebih baik. Milton Friedman percaya bahwa kebebasan ekonomi sangat penting bagi kesejahteraan individu dan masyarakat. Di negara-negara dengan HDI tinggi, seperti AS, kebebasan ekonomi memungkinkan individu memilih pekerjaan, melanjutkan pendidikan, dan berinvestasi dalam kesehatan, sehingga menghasilkan angka harapan hidup yang lebih tinggi, hasil pendidikan yang lebih baik, dan tingkat pendapatan yang lebih besar. Pendekatan Friedman menunjukkan bahwa pembangunan manusia akan meningkat ketika individu memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan ekonomi dan ketika pemerintah memprioritaskan kebijakan moneter yang stabil dibandingkan tindakan intervensionis. Korea Selatan menjadi studi kasus menarik terkait hal ini. Setelah beralih dari ekonomi yang dikendalikan negara secara penuh ke ekonomi yang digerakkan oleh pasar, Korea Selatan mencapai skor HDI yang tinggi, termasuk di antara negara-negara paling maju di dunia. Ekonominya berkembang pesat, dan negara ini telah menjadi pemimpin global dalam teknologi, industri, dan pendidikan.
Sebaliknya, Korea Utara, di mana pemerintah menjalankan kendali total atas semua aspek ekonomi, memiliki salah satu skor HDI terendah di dunia, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan akses terbatas ke pendidikan dan perawatan kesehatan yang berkualitas. Meskipun memiliki sumber daya mineral yang kaya, intervensi pemerintah yang berlebihan telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan sangat berdampak pada kualitas hidup warganya. Perbedaan mencolok antara kedua Korea ini menyoroti manfaat intervensi pemerintah yang terbatas terhadap pembangunan manusia dan kualitas hidup.
Pentingnya Intervensi Pemerintah yang Terbatas
Negara-negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti Rusia dan Arab Saudi, menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya tidak otomatis membawa kemakmuran ekonomi. Sebaliknya, negara-negara dengan intervensi pemerintah yang terbatas, seperti AS, Kanada, dan Singapura, menunjukkan bahwa kebebasan ekonomi, perlindungan hak milik, dan lingkungan bisnis yang kondusif sangat penting untuk stabilitas ekonomi jangka panjang, penciptaan kekayaan, dan standar hidup yang tinggi.